Selasa 02 Oct 2012 21:37 WIB

Soal Ambang Batas Pilpres, DPR Tunggu Putusan MK

Rep: m akbar wijaya/ Red: Taufik Rachman
Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi
Foto: Widodo S. Jusuf/Antara
Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - DPR tidak risau dengan judicial review UU Pilpres yang diajukan kader Gerindra ke Mahkamah Konstitusi (MK). Bagi DPR tindakan itu merupakan hak setiap warga negara.

"Gugatan uji materi itu hak semua pihak. Semua parpol berhak menggugat ke MK kalau merasa dirugikan," kata Wakil Ketua Komisi II DPR, Abdul Hakam Naja kepada wartawan di Jakarta, Selasa (2/10).

Naja yang juga politisi Partai Amanat Nasional ini menyatakan DPR saat ini berada dalam posisi menunggu putusan MK. Bila MK mengabulkan peninjauan kembali para penggugat soal ambang batas presidential thereshold, barulah DPR akan mengambil sikap. "Kalau gugatan Gerindra diterima, Komisi II akan mengacu pada putusan MK," ujar Naja.

Seperti diketahui  empat kader Partai Gerindra mengajukan judicial review (peninjauan kembali materi) Pasal 9 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden ke Mahkamah Konstitusi (MK). Mereka berharap MK akan memutuskan agar besaran presidential threshold ditetapkan menjadi 3,5 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement