REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Birokrasi perbankan syariah selama ini dinilai masih terlalu panjang. Sehingga nasabah yang membutuhkan pembiayaan terpaksa lama menunggu pencairan dana yang dibutuhkan.
Demikian dikatakan pengamat perbankan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Hadri Kusuma, pada Grand Opening BNI Syariah Kantor Kas FE UII Yogyakarta, Rabu (3/10).
Menurut dia, birokrasi harus dipangkas sebab nasabah yang dilayani merupakan masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang membutuhkan pelayanan cepat.
"Selama ini sudah ada jaminan dan jelas lebih tinggi dari pada pinjaman tapi prosesnya sepekan atau bahkan lebih. Seharusnya tiga hari bisa selesai. Jika birokrasi panjang bisa-bisa mereka memilih ke bank plecit," kata Hadri yang juga Dekan Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta ini.
Dijelaskan Hadri, panjangnya birokrasi akibat Bank Syariah menerapkan sistem kehati-hatian. "Seharusnya kalau agunannya sudah melebihi pinjaman segera putuskan dan cairkan pembiayaannya. Kalau hari ini bisa diputuskan ya, hari ini. Tidak usah ditunda-tunda," tandas Hadri.
Pimpinan BNI Syariah Cabang Yogyakarta, Imam Hidayat Sunarto, mengatakan Kantor Kas BNI Syariah FE UII merupakan outlet ketujuh di DIY. Pembukaan kantor kas ini dimaksudkan untuk mendekatkan kepada masyarakat atau nasabah.
"Meskipun ini hanya kantor kas, namun pelayanannya tidak jauh dari Kantor cabang maupun kantor cabang induk. Kantor kas ini bisa memberikan pelayanan pembiayaan," kata Imam.
Menanggapi kritik Hadri Kusuma, Imam mengatakan pihaknya terus berupaya untuk memerbaiki agar bisa memuaskan nasabah. Imam mengakui belum semua pelayanan bisa memuaskan. Namun untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) atau IB Griya Hasanah, kata Imam, sudah lebih cepat. Produk ini didukung sistem electronic finance origination (EFO) sehingga bisa mempercepat proses pengajuan pembeayaan.