Kamis 04 Oct 2012 21:13 WIB

Mutu Pesantren Mulai Ditingkatkan

Rep: Fenny Melisa/ Red: Chairul Akhmad
Seni kaligrafi adalah salah satu kegiatan yang biasa diajarkan kepada para santri pondok pesantren (ilustrasi).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Seni kaligrafi adalah salah satu kegiatan yang biasa diajarkan kepada para santri pondok pesantren (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kualitas pondok pesantren (ponpes) akan ditingkatkan. Peningkatan kualitas tersebut berupa pemberian pelatihan soft skill para santri.

Demikian dikatakan Direktur Pesantren Kementerian Agama (Kemenag), Ace Syaifuddin. "Peningkatan ponpes terus ditingkatkan baik dalam hal peningkatan akses, mutu, dan program kecakapan hidup untuk santri," ujar Ace, Kamis (4/10).

Ace mencontohkan adanya nota kesepakatan (MOU) antara Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dengan Kementerian Agama (Kemenag) berupa transfer hasil penelitian BATAN kepada dunia pesantren.

"Beberapa waktu lalu di Jakarta, kiai dan santri dari sejumlah ponpes se-Indonesia yang berbasis pertanian dan perikanan diberi pelatihan selama empat hari oleh BATAN, bagaimana transfer hasil penelitian BATAN kepada ponpes bisa meningkatkan keterampilan hidup para santri," tutur Ace.

Pemberian pelatihan, lanjut Ace, berupa transfer teknologi penggemukan hewan ternak hasil rekayasa BATAN. Jika pada peternakan sapi konvensional pemotongan sapi dilakukan dalam waktu 8 bulan hingga 1 tahun, dengan transfer teknologi dari BATAN, sapi bisa dipotong dalam waktu 3 hingga 4 bulan.

"Juga transfer teknologi benih padi kualitas unggul atau bagaimana mengawetkan ikan agar tahan lama atau bahan makanan lain seperti rendang secara higienis," kata Ace.

 

Transfer teknologi yang diberikan berupa teknologi yang tepat guna dan diharapkan bisa menjadi bekal keterampilan hidup para santri. Sehingga para santri memiliki keterampilan hidup dan kemampuan menciptakan.

Seperti para santri di Batam yang kini mampu membuat obat gatal dari tanaman dan  para santri di Ponpes Al-Ittifaq di Ciwidey sudah bisa mengolah sampah menjadi barang baru yang berguna seperti keset.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement