Kamis 11 Oct 2012 19:25 WIB

Buru Alqaidah, Agen CIA Menyaru Mualaf

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Fernan Rahadi
Badan Intelijen AS, CIA
Badan Intelijen AS, CIA

REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN  --  Seorang warga negara Denmark, Morten Storm (36 tahun) berpura-pura menjadi mualaf dan hidup bersama komunitas minoritas muslim di Denmark. Mata-mata intelejen Denmark, The Danish Security and Intelligence Service (PET) sekaligus agen Central Intelligence Agency (CIA) AS tersebut bertugas dalam tim pemburuan pemimpin Alqaidah, Anwar Al-Awlaki.

Berdasarkan pengakuannya kepada surat kabar Jyllands-Posten, Storm dengan bangganya mengaku berhasil menyusup lingkaran persembunyian Al-Awlaki. Dia pun mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian pimpinan Al-Qaeda tersebut.

"Saya membantu CIA dan PET dalam pantuan Anwar. Atas bantuan saya, AS dapat mengirimkan pesawat untuk memburunya," ujarnya.

Al-Awlaki tewas dalam serangan pesawat AS bulan September tahun lalu. Storm mengaku berhasil menghimpun informasi keberadaan Al-Awlaki. Berkat informasi tersebut, AS mengerahkan pasukan atas perintah Presiden AS Barak Obama untuk melakukan penyerangan.

Storm mengatakan, sejak awal September 2011, ia mengaku berkomunikasi secara intensif dengan Al-Awlaki. Bermotif urusan jual beli, Storm berhasil menjalin hubungan dengan pimpinan Alqaidah tersebut. "Itu rencana yang disusun CIA dan PET," kata Storm ringan.

Terkait penyamarannya, Storm mengaku terbiasa hidup dengan dua identitas. Menutup identitas aslinya sebagai agen intelejen, Morten Storm bergabung dengan komunitas muslim sebagai Murrad Storm.

"Selama enam tahun terakhir, saya menjalani kehidupan ganda. Saya menjadi seorang muslim radikal dan bergaul dengan teman-teman teroris. Banyak keluarga dan teman-teman saya yang percaya bahwa saya seorang muslim berdedikasi. Sekarang mereka tahu saya hanyalah melawan teror," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement