Kamis 11 Oct 2012 19:36 WIB

Presiden tak Hadiri Peringatan Bom Bali I

Rep: Esthi Maharani/ Red: Dewi Mardiani
Julia Gillard
Foto: TST
Julia Gillard

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dipastikan tidak akan menghadiri peringatan Bom Bali I. Peringatan tersebut akan digelar dan yang dipusatkan di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Jimbaran, Bali pada Jumat (12/10).

Staf khusus presiden bidang hubungan internasional, Teuku Faizasyah, mengatakan peringatan tersebut akan diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa. “Menteri Luar Negeri yang akan mewakili,” katanya, Kamis (11/10).

Dalam peringatan itu, PM Australia, Julia Gillard, akan hadir dan akan diterima pula oleh Menlu. Ia juga menyebutkan PM Australia itu belum ada agenda dan permintaan untuk bertemu dengan presiden. Apalagi, keduanya pernah bertemu saat Presiden SBY melakukan kunjungan kerja ke Australia belum lama.

Sementara mengenai adanya ancaman teror pada saat perayaan, ia mengatakan pemerintah Indonesia pun berupaya agar kondisi tetap aman, termasuk untuk menjaga pimpinan negara lain. “Pastinya setiap tamu asing di Indonesia, apalagi tokoh negara sahabat diberikan jaminan keamanan oleh pemerintah Indonesia,” katanya.

Gillard menegaskan niatnya untuk tetap ke Bali guna menghadiri peringatan Bom Bali, walau sempat mendengar adanya ancaman teror. "Untuk alasan yang masuk, kami tidak hendak mengomentari masalah keamanan atau pengaturannya. Tapi saya ingin ke Bali. Saya ingin berada di Bali," kata Julia Gillard sebagaimana dikutip kantor berita AFP, Kamis (11/10).

Gillard dijadwalkan akan menyampaikan pidato untuk memperingati 88 warganya yang menjadi korban bom di Sari Club and Paddy's Bar. Pemerintah Australia menyatakan bahwa 2012 Bali Memorial Services akan menjadi peringatan terakhir kalinya atas tragedi itu,  antara lain dengan doa, dan peletakan karangan bunga.

Para keluarga korban Bom Bali asal Australia, juga pemimpin oposisi Tony Abbot dan mantan PM John Howard direncanakan akan hadir dalam peringatan tersebut. John Howard, yang saat terjadi tragedi Bom Bali I masih menjabat sebagai perdana menteri, juga menyatakan akan tetap menghadiri peringatan, dan mengaku tidak terpengaruh terhadap ancaman teror.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement