REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR – Penembakan aktivis berusia 14tahun, Malala Yousafzai, di sebuah bus sekolah di Lembah Swatt dikecam secara luas dan terbuka oleh otoritas Pakistan. Bahkan, pemerintah menawarkan hadiah sebesar lebih dari 100 ribu dolar bagi siapapun yang berhasil menangkap penyerangnya.
Kini Yousafzai dinyatakan belum terlepas dari bahaya yang mengintainya. Para pejabat mengatakan ia akan dipindahkan ke Kota Rawalpindi."Kondisinya belum lepas dari bahaya meski ia telah membaik. Ia sedang dialihkan ke Rawalpindi," katagubernur Khyber Pakhtunkhwa, Masood Kausar, seperti dikutip AFP.
Rawalpindi memiliki rumah sakit terbaik yang diperuntukkan bagi pasukan bersenjata Pakistan. Namun saat ditanya ke mana Yousafzai akan dibawa, seorang pejabat militer hanya membenarkan pemindahannya dan mengatakan bahwa pengumuman lebih lanjut segera diberikan.
Sebelumnya, salah satu dokter yang menangani Yousafzai, Mumtaz Khan, mengatakan kondisi gadis itu telah membaik sejak peluru yang bersarang di kepala dan lehernya nya telah diangkat dalam operasi Rabu (10/10) lalu.
Khan menjelaskan kondisi Yousafzai masih cukup serius."Ia telah mengenakan ventilator selama dua hari. Peluru telah mempengaruhi beberapa bagian otaknya. Ada kemungkinan 70 persen ia akan bertahan hidup," katanya.
Taliban telah menewaskan ribuan orang diseluruh Pakistan dalam lima tahun terakhir. Mereka juga menghancurkan ratusansekolah khusus perempuan, dan mengeluarkan pernyataan bahwa setiap perempuan yang menentang mereka harus dibunuh.
Yousafzai meraih popularitas di dunia internasional setelah menyoroti kekejaman Taliban di Swatt melalui sebuah blog untuk BBC tiga tahun lalu. Ketika itu, para militan Islam membakar sekolah-sekolah putri dan meneror sebelum tentara dikerahkan untuk mengamankan kawasan itu. Ia baru berusia 11 tahun waktu itu, dan perjuangannya beresonansi ke penjuru negara dan pelajar putri lainnya.
Taliban telah menewaskan ribuan orang diseluruh Pakistan dalam lima tahun terakhir. Mereka juga menghancurkan ratusansekolah khusus perempuan, dan mengeluarkan pernyataan bahwa setiap perempuan yang menentang mereka harus dibunuh.