REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I dari Partai Golkar, Ahmed Zaki Iskandar, mengaku prihatin akan maraknya aksi kekerasan dalam beberapa waktu belakangan.
Tidak hanya di lingkungan masyarakat, kekerasan yang berujung pada meninggalnya seseorang juga merambah dunia pendidikan, lingkungan yang seyogyanya menanamkan kebersamaan dan akhlak mulia.
Untuk itu ia mengatakan, intensitas kekerasan yang terus meningkat tidak boleh dibiarkan. Upaya pencegahan yang harus dilakukan adalah pengoptimalan kinerja aparat keamanan seperti kepolisian juga aparat intelijen.
Peran aktif masyarakat dalam memahami multikulruralisme juga patut ditumbuhkan.
"Masyarakat juga harus dilibatkan. Selain dilibatkan pada aspek keamanan, masyarakat juga harus diakarkan pendidikan multikulturalisme ," tutur Ketua DPD Partai Golkar Kab. Tangerang ini.
Lebih lanjut Zaki mengatakan, kekerasan seringkali berhubungan dengan kesejahteraan. Oleh karena itu, peningkatan kesejahteraan juga hal yang mutlak harus dilakukan.
"Jadi, peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah tugas utama yang harus dilakukan pemerintah jika ingin mencegah terjadinya konflik atau tingkat kekerasan yang terjadi di masyarakat," pungkas calon Bupati Tangerang dalam Pemilukada Kab. Tangerang Desember 2012 mendatang ini.
Diketahui, mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) dari dua fakultas berbeda saling serang, Kamis (11/10). Akibat kejadian itu dua mahasiswa dari Fakultas Teknik tewas disabet senjata tajam. (Baca: Mahasiswa UNM Tikam Rekan Satu Almamater di Rumah Sakit).
Pada hari yang sama (11\10) di Jakarta terjadi tawuran pelajar yang melibatkan SMK 71 Cawang dan SMK Bakti Jakarta.
Sedangkan hari ini (12\11) di Makasar sekelompok orang menyerang warga lainnya terkait sengketa lahan. Para penyerang membakar sebuah rumah dan 61 motor milik penyerang dibakar warga.