REPUBLIKA.CO.ID, MANDALAY – Ribuan biksu menolak kehadiran Organisasi Kerjasama Negara Islam (OKI) di Myanmar.
Mereka turun ke jalan, berdemonstrasi menuntut pemerintahan di ibu kota menolak upaya organisasi internasional tersebut membantu etnis Muslim Rohingya.
"Tidak ada OIC (OKI) di Myanmar," demikian yang dituliskan para biksu dalam spanduk penolakannya. Mereka berorasi di Mandalay, kota terbesar kedua, negara bekas junta militer itu, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (12/10).
Koordinator aksi, Thaw Bi Ta mengatakan, penolakan para Biksu adalah semata-mata mengingatkan agar OKI menggugurkan niatnya untuk membuka posko kemanusian bagi etnis Muslim Rohingya, dan hengkang dari negara itu.
Dia menuduh OKI dan kelompok internasional, tidak objektif dalam menyalurkan bantuan bagi korban naas beberapa waktu lalu. Thaw menuding kelompok 57 negara berbasis Islam tersebut tidak bekerja dalam standar hak asasi internasional.
Organisasi pimpinan Ekmeleddin Ihsanoglu itu telah bias dalam memberikan bantuan kemanusiaan.Dia menegaskan tidak ada persoalan lagi dengan kelompok Muslim di negara tersebut.
Etnis Buddha, yakin dia berkomitmen untuk menyudahi konflik, dan menginginkan perdamaian. "OKI tidak bekerja untuk hak asasi manusia, tetapi untuk Muslim. Kami curiga tentang mereka (OKI). Mereka tidak pernah menolak ekstremis Muslim," kata Thaw.