REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan meningkatnya pemahaman agama masyarakat saat ini tidak berbanding lurus dengan tingkat elektabilitas partai-partai berideologi agama, khususnya partai Islam. Sebab, politik aliran sudah tidak bertuah lagi.
"Politik aliran sudah tidak bertuah lagi. Karena secara sosiologis, masyarakat semakin 'shaleh' tetapi tidak berbanding lurus dengan elektabilitas terhadap partai Islam," ujar Burhanuddin seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan saat ini popularitas politik aliran tidak lagi seperti tahun 1965. Kondisi dimana partai dengan ideologi Islam dipandang sebagai partai yang paling religius.
"Sekarang ini masyarakat religius bisa memilih partai nasionalis. Karena, partai nasionalis bisa saja religius juga," kata peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) itu.
Burhanuddin menilai partai berideologi Islam sibuk dengan ideologi sendiri. Mereka justru "kanibal" dengan merenggut pendukung dari sesama partai berideologi Islam.
"Partai Islam juga belum memiliki tokoh, sumber daya infrastruktur dan finansial yang mumpuni," ujar dia.