REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN--Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri Tanribali Lamo menyatakan partisipasi masyarakat di dalam menggunakan hak pilih semakin menurun.
"Partisiasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya semakin menurun," katanya pada Pertemuan Komunikasi dan Informasi Forum Komunikasi Pemerintah Daerah se-Sumatera Utara di Medan, Rabu.
Dikatakannya, pada Pemilu 2009 rata-rata partisipasi masyarakat mencapai 70-80 persen, namun di banyak pilkada tingkat partisipasi rata-rata pemilih hanya mencapai 60-65 persen.
"Partisipasi masyarakat dibanding tahun 2009 tidak semakin baik, bahkan ada daerah yang partisipasi pemilih hanya mencapai 25 persen dari jumlah penduduk yang wajib memilih," ucap dia.
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI misalnya, kata Tanribali, pada putaran pertama sebesar 62,5 persen dan putaran kedua sebesar 64,7 persen.
Dia menjelaskan, meskipun tidak ada satu aturan pun yang menyebutkan sah atau tidaknya pemilu dari tingkat partisipasi pemilihnya, sehingga berapun persentase partisipasi masyarakat pemilu tetap sah, namun demikian partsipasi pemilih sangat penting demi kualitas pemilu.
Oleh karena itu, ia pemerintah daerah dan penyelenggara pemilu, juga partai politik secara proaktif mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Gubernur Sumut Maret 2013.
Pada bagian lain Tanribali mengatakan, penentuan waktu pelaksanaan pemilihan juga penting mengingat adanya kecenderungan masyarakat menggunakan hari pemilihan untuk berlibur.
"Masyarakat tidak lagi melihat hari pemilihan sebagai hari untuk menyampaikan hak politiknya. Banyak juga masyarakat yang menggunakan sebagai hari untuk libur," katanya.
Untuk itu perlu kebijaksanaan dalam menentukan tanggal pemilihan agar jangan menggunakan hari Jumat ataupun Senin yang bisa mengundang masyarakat menggunakannya untuk memperpanjang liburan.
Padahal, pada Pemilu 2009, tingkat partisipasi masyarakat mencapai 70-80 persen. "Ada daerah yang partisipasi pemilihnya mencapai 90 persen, setelah itu terus menurun," ujarnya.