Rabu 17 Oct 2012 23:48 WIB

Partai Islam Perlu Satu Tokoh Bersama

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Dewi Mardiani
Partai Islam
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Pengamat politik Universitas Indonesia, Iberamsjah, menilai harus ada satu tokoh yang dapat diterima bersama oleh seluruh partai berbasis Islam untuk dapat bertahan pada pemilu mendatang. Tokoh itu bisa saja berasal dari kalangan internal atau eksternal partai. Yang pasti, harus dapat diakui bersama oleh partai-partai yang ada.

'’Tokoh yang bisa melindungi dari hujan dan panas. Tapi yang terjadi mereka tidak memikirkan itu, karena merasa hebat sendiri. Harusnya ada kesadaran hati nurani dari pimpinan partai Islam untuk bersatu. Karena kalau bersatu, sudah bisa mengusung presiden,’’ katanya ketika dihubungi, Rabu (17/10).

Saat ini, jelas dia, yang terjadi itu justru sangat sulit bagi partai berbasis Islam untusk menyatukan barisan. Padahal, ini merupakan kunci utama untuk kemenangan pada pemilu mendatang dan seterusnya. Kalau terkotak-kotak seperti ini, maka partai berbasis Islam tak akan pernah besar. 

Iberamsjah bahkan menilai, saat ini tidak mungkin bagi partai berbasis Islam untuk bersatu. Pasalnya, semua elite politik di partai berbasis Islam ingin menjadi bos. Ia bahkan menyebut saat ini merupakan masa dengan kondisi partai Islam yang paling tercerai berai.

Menurutnya, elite politik merupakan yang paling bertanggung jawab atas pecahnya partai Islam saat ini. Elite yang saling bersaing untuk jabatan pribadi yang membuat konsolidasi partai menjadi lemah. Tak ada kesadaran utuh bahwa mereka berjuang untuk kepentingan yang sama.

Elite partai juga dianggap tak pernah membina umat secara langsung. Kaklau pun ada itu hanya sebagai bentuk pencitraan. Tak pernah ada hubungan langsung dari elit ke basis massa di akar rumput. Ini yang membuat umat merasa tidak diperhatikan dan kemudian lari ke partai-partai lain. Termasuk partai-partai baru.

Memang, katanya, dari sisi kebersihan partai berbasis Islam cenderung lebih baik. Ini terlihat dari rendahnya angka korupsi pada beberapa survei belakangan. Namun, hal itu dianggap tidak cukup. Karena di sisi yang lain, kata dia, partai berbasis Islam tidak memberikan prestasi yang gemilang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement