REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Ledakan bom di Ashrafieh Beirut, Jumat (19/10) lalu, membuat kondisi ibukota Lebanon itu dilanda krisis. Suara tembakan beberapa kali terdengar di kota pada Senin (22/10).
Seperti dilansir Reuters, sejumlah pria bersenjatakan senapan dan granat saling baku tembak di selatan Beirut, Ahad malam waktu setempat. Menurut petugas keamanan, warga dapat mendengar suara baku tembak dan ambulans.
Belum ada laporan korban dalam bentrokan tersebut, namun kekerasan tersebut diduga berasal dari warga yang berkabung atas kematian pejabat intelejen Beirut, Wissam Al-Hassan, akibat bom pada Jumat lalu. Mereka marah lalu menyerang beberapa kantor pemerintahan di pusat kota Beirut.
Sebelumnya di hari yang sama, tembakan besar meletus di pusat kota Beirut. Tembakan tersebut menyusul aksi ratusan demonstran yang berusaha menyerbu kantor Perdana Menteri Najib Mikati.
Mereka menuntut agar Mikati mundur dari jabatannya pasca-insiden pembunuhan Wissam Al-Hassan. Mereka pun menuduh Suriah sebagai dalang di balik pembunuhan tersebut.