REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYDAW -- Komunitas Muslim Burma membatalkan rencana menggelar perayaan Idul Adha 1433 H. Itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas akan nasib saudara mereka, Muslim Rohingya.
Pemimpin senior Asosiasi Muslim Burma, Myo Latt mengatakan putusan itu bukan tanpa pertimbangan. "Saudara-saudara kita dibunuh dan desa-desa mereka dibakar. Ini jadi alasan kuat mengapa kita tidak merayakan Idul Adha," kata dia seperti dikutip onislam.net, Rabu (24/10).
Selain itu, ada pertimbangan lain yang membuat Komunitas Muslim membatalkan perayaan tersebut, yaitu faktor keamanan. "Kepala Menteri Ranggon, Myint Swe memberitahu kita untuk tidak menggelar acara karena faktor keamanan," kata anggota Asosiasi, Hla Thein.
Surat kabar Myanmar The Irrawady melaporkan bentrokan kembali terjadi di Rakhine. Dalam bentokan itu dua orang tewas dan delapan orang terluka. Namun, laporan itu belum dikonfirmasi dari sumber lainnya.
Pemerintah Myanmar dikabarkan memberlakukan jam malam di Rakhine. Melihat situasi itu, Asosiasi Muslim Burma segera menyampaikan surat terbuka kepada Presiden guna meminta perlindungan penuh kepada Muslim Rohingya. "Tapi kami belum menerima balasan," kata dia mengakhiri.