Kamis 25 Oct 2012 11:49 WIB

Mantan Bupati Buol Akui Terima Rp3 Miliar dari Hartati

Rep: Asep Wijaya/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Tersangka penerima suap Hak Guna Usaha kelapa sawit Bupati Buol Amran Batalipu menutup mukanya dengan sejadah menuju mobil tahanan usai mengikuti shalat ied bersama tahanan lainnya di LP Cipinang, Jakarta Timur, Ahad (19/8)
Foto: ANTARA
Tersangka penerima suap Hak Guna Usaha kelapa sawit Bupati Buol Amran Batalipu menutup mukanya dengan sejadah menuju mobil tahanan usai mengikuti shalat ied bersama tahanan lainnya di LP Cipinang, Jakarta Timur, Ahad (19/8)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mantan Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amran Abdullah Batalipu, mengakui penerimaan uang sebesar Rp3 miliar dari perusahaan milik Siti Hartati Murdaya, PT Hardaya Inti Plantation (PT HIP).

Pengakuan itu disampaikan sebelum terdakwa perkara korupsi tersebut duduk di kursi terdakwa, menjalani sidang perdana kasus korupsi yang menjeratnya.

Amran telah berada di Pengadilan Tipikor sejak pukul 09.00 WIB. Terdakwa yang mengenakan kemeja panjang biru dan celana panjang hitam itu tampak tenang jelang memasuki ruang sidang. Bahkan, Amran berkenan untuk menjawab pertanyaan wartawan sebelum sidang perdana atas dirinya digelar.

Pada kesempatan itu, Amran mengaku pernah menerima uang sebesar Rp3 miliar dari PT HIP. Akan tetapi, ungkap dia, pemberian itu sama sekali tidak terkait dengan penerbitan izin Hak Guna Usaha (HGU) lahan Kelapa Sawit. "Itu murni bantuan untuk pilkada saya," jelas Amran di Pengadilan Tipikor, Kamis (25/10).

Menurut Amran, dalam proses pilkada, setiap calon diperkenankan menerima uang dari pihak mana pun. Sehingga, ujar dia, tidak ada pelanggaran hukum dari penerimaan dana tersebut.

Amran juga membantah telah melakukan pemerasan terhadap Siti Hartati Murdaya. Dia menegaskan, dana senilai Rp3 miliar itu diberikan sebagai bantuan untuk pemilihan kepala daerah di Kabupaten Buol. "Buktinya, Saiful Mujani melakukan riset sebanyak tiga kali untuk elektabilitas saya," tutur Amran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement