REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia marah terhadap penolakan pemerintah AS untuk mengizinkan diplomat mengunjungi seorang anak lelaki Rusia yang mengalami kekerasan di keluarga angkatnya di AS, kata Kementerian Luar Negeri Rusia, Senin (29/10).
"Keputusan untuk menolak pekerja konsulat mengunjungi warganegara Rusia Maxim Babayev, yang dilecehkan di keluarga Taylors, AS, membuat kaget," kata wanita Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova di dalam pernyataan yang disiarkan di jejaring kementerian tersebut.
Malah para diplomat Rusia disarankan berbicara dengan wali sementara Maxim melalui telepon. Itu memperlihatkan ketidak-sediaan nyata pemerintah AS untuk memenuhi kewajiban mereka dalam kesepakatan bilateral mengenai kerja sama pengadopsian anak internasional, tambah Zakharova.
Prilaku pemerintah AS bertolak-belakang dengan Konvensi Konsuler Rusia-AS dan memperlihatkan pendekatan bias mereka ketika sampai pada hak anak Rusia yang diadopsi, kata diplomat Rusia itu sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Selasa pagi.
Rusia mensahkan kesepakatan dengan AS mengenai kerja sama pengadopsian anak pada Juli 2012.
Maxim Babayev diadopsi oleh pasangan AS yang ditangkap pada 2011 di Florida karena diduga melakukan pelecehan terhadap anak-anak. Satu pengadilan setempat belakangan mencabut dakwaan tersebut dan membebaskan orang tua adopsi itu.
Moskow menuntut akses bebas bagi para pekerja konsulat ke anak Rusia tersebut dan menyerahkan kepada mereka semua bahan yang berkaitan dengan penyelidikan kasus itu.