REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- 50 persen dari 281 petani garam yang ada di Karawang beralih profesi menjadi penambak ikan dan buruh bangunan selama musim penghujan kedepan.
Ketua Kelompok Usaha Garam Rakyat (Kugar) Kabupaten Karawang, Aep Suhardi, mengatakan, luas lahan garam yang ada di wilayah ini mencapai 300 hektare. Tersebar di empat kecamatan, yaitu Cilamaya Kulon, Cilamaya Wetan, Tempuran dan Cilebar.
Akan tetapi, dari 300 hektare itu kini setengahnya sudah beralih fungsi jadi lahan tambak ikan. "Alih fungsi ini akibat perubahan cuaca. Sebab usaha garam 100 persen mengandalkan sinar matahari. Tak ada sinar, maka tidak bisa jadi kristal garam," kata Aep, kepada Republika, Selasa (6/11).
Saat ini, stok garam yang tersedia tersisa 7.000 ton. Garam tersebut, ada di tingkat tengkulak (bandar). Stok tersebut, dinilai mencukupi kebutuhan garam lokal. Dengan kata lain, bila sekarang produksi garam dihentikan sampai berakhirnya musim penghujan, maka stok tersebut masih mencukupi.
"Jadi, tak perlu impor," jelasnya.