REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) akan meluncurkan salah satu program andalannya, Kartu Jakarta Sehat, Sabtu (9/11). Kartu pengganti Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) itu ditujukan untuk memaksimalkan pelayanan bagi warga kelas bawah Jakarta.
Jokowi mengklaim Kartu Sehat telah rampung 100 persen dan siap dibagikan kepada warga Jakarta yang telah didata sebelumnya. "Kartu sehat ya kaya seperti yang saya bilang, besok ya besok tanggal 10. Tinggal dibagikan," ujar dia, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (9/11).
Untuk pembagian perdana Kartu Sehat, menurut Jokowi, terdapat enam kelurahan yang dijadikan prioritas. Yaitu Pademangan, Tambora, Bukit Duri, Marunda, Tanah Tinggi, dan Manggarai.
Ditegaskannya, Kartu Sehat diberikan kepada warga yang layak dan berhak mendapatkan layanan kartu itu. "Kan kita sudah cek di lapangan. Ini kan baru launching tahap pertama, baru pemberian pertama, jadi masih untuk uji coba," kata dia.
Lebih lanjut, dalam Kartu Sehat akan disertakan sistem rekam jejak medis. Sistem itulah yang membuat Kartu Sehat berbeda dari kartu-kartu lainnya. Menurutnya, akan dicatat histori setiap pemegang kartu. "Misalnya bulan ini panu, bulan depan masuk angin. Semuanya akan ada di situ. Ini yang membedakan, karena ada sistemnya," ujarnya.
Dipastikan, pemegang Kartu Sehat akan mendapatkan layanan kesehatan secara gratis pada segala jenis penyakit. Kartu itu baru berlaku jika warga pemegang kartu bersedia menjalani pengobatan di puskesmas atau rawat inap di rumah sakit umum daerah (RSUD) kelas tiga. Jika ruang rawat inap di RSUD kelas tiga sudah penuh dan tidak dapat menampung pasien lagi, pemegang kartu akan direkomendasikan ke RSUD kelas dua.
Jokowi menambahkan hingga akhir tahun ini akan diluncurkan hingga 3 ribu kartu. Kartu Sehat diproyeksikan hanya untuk 4,7 juta warga Ibu Kota. Angka tersebut setara dengan jumlah warga miskin di Jakarta. Namun, semua warga DKI berhak memiliki kartu ini dengan cara mendaftarkan diri ke Puskesmas.