REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Pusat Penelitian Oseonografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Zainal Arifin mengatakan, fenomena banyaknya ikan paus terdampar di Indonesia setahun terakhir disebabkan tiga hal yakni aktivitas kapal selam, kenaikan air bawah laut, dan polutan.

"Pertama, karena ada gangguan kapal selam. Apalagi dengan adanya pangkalan di sana, kita juga tidak tahu pasti," ujar Zainal di Jakarta, Senin.

Kedua, lanjut dia, adalah kenaikan air bawah laut sehingga kualitas air yang terangkat mempunyai oksigen rendah. Sedangkan penyebab ketiga yakni polutan, memang ada tapi tidak menyebabkan paus-paus terdampar secara massal.

"Kalau polutan mungkin ada, tapi tidak menyebabkan paus terdampar dan mati secara massal, karena polutan itu sifatnya bio akumulatif."

Dia menjelaskan paus-paus mungkin saja terpapar polutan karena merupakan predator teratas di laut. Namun polutan tidak menyebabkan paus mati secara mendadak. "Tahun ini memang paling banyak paus yang terdampar," tukas Zainal tanpa menyebutkan angka.

Sejumlah ikan paus banyak terdampar di beberapa wilayah di Tanah Air seperti NTT, Probolingo, Garut, Lamongan, dan lainnya. Terakhir, mamalia laut itu ditemukan terdampar di pantai Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, pada Minggu (11/11).

LIPI mengatakan akan melakukan kajian terhadap penyebab pasti dari terdamparnya ikan paus tersebut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika