Selasa 13 Nov 2012 23:07 WIB

Lusinan Teroris 'Serbu' Aleppo, Suriah

Asap pekat membubung di sejumlah apartemen yang terkena serangan bom di kawasan Distrik Saif Ad-Daulah di Aleppo, Suriah.
Foto: AP Photo/Manu Brab
Asap pekat membubung di sejumlah apartemen yang terkena serangan bom di kawasan Distrik Saif Ad-Daulah di Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, Sekitar lusinan teroris Alqaidah dikerahkan di sepanjang perbatasan Turki-Suriah di wilayah dekat kota Aleppo, benteng pemberontak bersenjata dan teroris. Sumber-sumber di perbatasan melaporkan Senin, 12/11/12.

Menurut laporan informasi yang diterima Kantor Berita Fars, puluhan teroris Alqaidah yang berafiliasi dengan organisasi Jabhat al-Nasra (Front Victory) dikerahkan di wilayah perbatasan utara Aleppo dengan dukungan dan perlindungan pasukan Turki.

Sementara itu, tentara Suriah terus melanjutkan operasinya di lingkungan Sheikh Saeed di utara Aleppo dan menyatakan saat ini keadaan terkendali setelah tentara berhasil membersihkan sisa-sisa kelompok teroris dari daerah itu.

Sebagaimana diketahui, Turki bekerja sama dengan Amerika Serikat, Arab Saudi dan Qatar mendukung teroris dan kelompok pemberontak di Suriah. Dan negara-negara itu secara praktis menggagalkan inisiatif perdamaian PBB dan berusaha meruntuhkan pemerintahan Presiden Assad.

Menurut sumber media Arab akhir bulan lalu melaporkan, pemerintah Turki meminta kepada Yaman untuk mendirikan pangkalan militer sebagai pelatihan teroris Suriah dan pemberontak.

Menurut laporan yang dirilis situs berita Barakish, permintaan itu langsung melalui Menlu Turki Ahmet Davutoglu dalam kunjungannya ke Yaman akhir pada Oktober lalu.

Laporan itu mengutip sumber-sumber informasi politik dalam koran al-Share Davutoglu secara resmi meminta pejabat Yaman untuk mendirikan kamp pelatihan untuk Tentara Pembebasan Suriah (FSA).

Sumber itu lebih lanjut mengungkapkan, Menlu Turki juga berunding dengan para pejabat Yaman mengenai pembelian senjata Rusia untuk FSA.

Namun, sejauh ini Kementerian Luar Negeri Turki menolak laporan tersebut dan mengatakan bahwa dalam lawatan Davutoglu ke Yaman tidak membahas pembelian senjata untuk FSA , namun Turki tidak menolak terkait kamp pelatihan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement