Ahad 18 Nov 2012 23:53 WIB

Bambang Nilai Pembantu Presiden tidak Kapabel

Anggota komisi III Fraksi Golkar Bambang Soesatyo
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Anggota komisi III Fraksi Golkar Bambang Soesatyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo menilai para pembantu terdekat presiden tidak kapabel.

Mereka dinilai tak mampu memaknai kekecewaan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terefleksikan dari pernyataannya tentang kontroversi grasi untuk terpidana mati kasus narkoba, Meirika Franola alias Ola.

"Presiden perlu mengingatkan para pembantu terdekatnya untuk kembali fokus pada fungsi dan tugas masing-masing. Kalau mereka terus dibiarkan bergerak liar seperti sekarang, presiden akan kecolongan lagi karena tidak mendapatkan perlindungan maksimal dari para pembantu terdekatnya," katanya di Jakarta, Ahad (18/11).

Menurut Bambang Soesatyo, ketika presiden secara terbuka menyatakan tidak ingin menyalahkan siapa-siapa terkait kontroversi grasi Ola, itu adalah pernyataan sikap seorang pimpinan eksekutif yang merasa sangat kecewa, dan sudah teraniaya akibat kesalahan para pembantu terdekatnya.

Sayangnya, kata Bambang, para pembantu presiden tidak cerdas memaknai esensi pernyataan ini. "Itu sebabnya, saya menilai mereka tidak kapabel dalam melayani dan melindungi presiden," kata Bambang.

Menurut Bambang, jika presiden menyatakan tidak ingin menyalahkan siapa pun dan mengambil alih semua tanggung jawab atas ketidaklayakan grasi Ola, presiden secara tidak langsung sudah menyatakan ada yang salah dalam proses pengajuan usul hingga terbitnya keputusan grasi itu.

Bambang menilai kesalahan itu bersumber dari informasi tidak akurat mengenai status Ola sebagai kurir narkoba. "Sangat keterlaluan kalau sampai para pembantu terdekat presiden tidak malu oleh pernyataan itu," kata Bambang.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan para pembantu presiden seharusnya mencari sumber kesalahan informasi itu. Dari pihak mana pun sumber informasinya, para pembantu presiden wajib mengolah informasi itu terlebih dahulu, melakukan cek ulang dan konfirmasi ke pihak-pihak terkait lainnya sebelum direkomendasikan kepada presiden.

"Mereka seharusnya ekstra hati-hati mengingat MA sendiri merekomendasikan presiden untuk menolak permohonan grasi Ola," kata Bambang.

Namun, kaanya, alih-alih malu dan mempertanggungjawabkan kesalahan itu, para pembantu presiden justru sibuk dengan urusannya sendiri- sendiri.

Dalam kasus ini, kata Bambang, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi justru sibuk berdebat dengan Ketua MK, Mahfud MD, sementara Sekretaris Kabinet Dipo Alam sibuk dengan agendanya sendiri.

"Saya menangkap kesan bahwa mereka sama sekali tidak terpanggil untuk mempertanggungjawabkan kesalahan itu di hadapan presiden. Mereka juga tidak peduli dengan presiden yang jelas-jelas sangat kecewa akibat kesalahan itu," kata Bambang Soesatyo.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement