Kamis 22 Nov 2012 19:17 WIB

Berbelit, Sistem Transaksi Sapi Perlu Dibenahi

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Salah satu peternakan sapi potong di Kediri, Jawa Timur.
Foto: Antara
Salah satu peternakan sapi potong di Kediri, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Panjangnya rantai pasokan penjualan sapi membuat harga daging sapi menjadi tinggi. Sekretaris Jendral Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf mengatakan tingginya harga daging di pasaran tidak selalu bisa dinikmati peternak.

 Pasalnya, rantai yang panjang mau tidak mau membuat selisih penjualan di tingkat peternak dan pedagang cukup jauh. “Sistem transaksi sapi memang harus dibenahi. Bukan karena ada yang bermain-main, tapi rantainya yang panjang membuat jadi mahal,” ujar dia, Kamis (22/11).

Peternak menjual sapi melalui belatik dengan sistem taksir berat. Peternak biasanya baru dibayar sebanyak 20 persen dari kesepakatan harga. Setelah melalui belatik, lalu menuju pasar hewan baru kemudian diantar ke daerah lain.

Ia mencontohkan ada satu sistem koperasi yang berada di Bojonegoro yang bisa memangkas jalur distribusi sapi ke daerah lain yaitu melalui Kandang Belajar Sapi Rakyat (KBSR). Melalui koperasi, jalur distribusi menjadi lebih singkat karena peternak bisa langsung menjual sapinya ke daerah lain melalui koperasi itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement