REPUBLIKA.CO.ID,Suwarto sama sekali tak menyentuh air mineral yang disodorkan kepadanya. Napasnya tersengal, menahan tangis yang teramat berat. Kedua matanya tak henti berlinangan air mata. Selasa (27/11) siang itu, Suwarto kehilangan bagian terpenting dari hidupnya.
Sundari, istrinya, telah meninggalkannya untuk selamanya. Guru di SMKN 23 Jakarta Utara itu meninggal dengan cara tragis. Dia tewas saat mempertahankan tasnya yang berusaha direbut dua pemuda tak dikenal yang mengendari sepeda motor Yamaha RX King. Tangan, kaki, serta wajahnya penuh luka.
Sekitar pukul 13.00 WIB, tepat di depan toko Optik Melawai, Salemba, Jakarta Pusat, Sundari dibonceng Supono, pegawai Caraka SMKN 23 Pademangan, yang mengarah ke SMA 58 Salemba. Menurut Supono, tas warga Sudimara, Ciledug, Tangerang, ini dijambret dari arah kiri.
Ibu dua anak ini berusaha mempertahankan tasnya itu, tapi justru membuatnya terjatuh dari motor yang dikemudikan Supono. "Saat itu saya fokus ke jalan karena lagi ramai," kata Supono kepada ROL saat ditemui di Rumah Duka atau Instalasi Kamar Jenazah Departemen Forensik FKUI, RSCM, Salemba, Selasa malam. ''Saya baru menyadari saat korban terjatuh, setelah itu saya bawa ke rumah sakit terdekat,'' kata Supono.
Pagi hari sebelum kejadian, Sundari sempat mengajar. Kastolani menceritakan, Sundari akan mengambil surat pengangkatannya sebagai PNS. Bahkan, saat mengambil SK PNS-nya itu, Sundari tak mengambil jam pelajaran sekolah. Ia menggunakan jam istirahat.
Selain ingin mengambil SK Pengangkatan PNS, wanita kelahiran Magetan, Jawa Timur, inipun hendak mengambil SK penempatannya. SK tersebut sudah keluar sejak Kamis lalu. Semula Sundari akan mengambilnya pada Senin (26/11). Namun, karena ada keperluan lain, dia baru bisa mengambil pada Selasa.
Suwarto yang juga merupakan seorang guru mengaku heran dengan penjambret. Padahal, di dalam tas itu tak ada barang berharga. Yang ada hanya telepon genggam dan kelengkapan surat-surat untuk mengambil SK PNS yang dibawa Sundari.
Kepala Sekolah SMKN 23 Kastolani mengatakan, Sundari yang kelahiran 1975 ini adalah sosok disiplin, jujur, amanah, berdedikasi tinggi, dan juga teliti. Di mata Kastolani, guru yang membawakan mata pelajaran produktif akuntansi ini adalah pribadi yang dapat dipercaya dan diandalkan. Sundari sudah mengajar di SMKN 23 sekitar 10 tahun. Tak hanya Suwarto, kedua anak dan keluarga besar Sundari yang merasa kehilangan sosok baik itu.