Rabu 28 Nov 2012 11:44 WIB

Kisruh Suriah, Ini Ultimatum Rusia pada Barat

Bendera Suriah dan Rusia. (Ilustrasi)
Bendera Suriah dan Rusia. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev seraya memaparkan kebijakan-kebijakan negaranya terkait Suriah, menegaskan kembali penentangan Moskow terhadap intervensi asing di negara itu.

Mehrnews, Selasa (27/11) melaporkan, Medvedev mengatakan, "Hubungan kami dengan Presiden Bashar al-Assad tidak sama dengan hubungan Uni Soviet dengan ayahnya, Hafez al-Assad."

Dia menambahkan Rusia berbeda dengan sekutu-sekutunya di Barat termasuk Perancis, percaya bahwa rakyat Suriah sendiri yang harus memutuskan nasib negara mereka.

"Bahkan jika ada pertanyaan dan ketidakjelasan menyangkut isu hak asasi manusia, campur tangan terhadap negara-negara berdaulat adalah langkah keliru," tegasnya.

Menurut Medvedev, pemberontak Suriah dan pemerintah Damaskus sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap pertumpahan darah di negara itu dan keduanya juga bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi.

"Kita berkewajiban untuk mengajak kedua belah pihak duduk satu meja dan mendorong mereka untuk mencapai kesepakatan," tambahnya. "Kita tidak boleh berbicara tentang masa depan Bashar Assad, tapi kita harus memperhatikan masa depan bangsa Suriah." 

sumber : IRIB/IRNA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement