Rabu 28 Nov 2012 22:35 WIB

BK DPR Sayangkan Kelalaian Dirut Merpati

Rep: Aghia Khumaesi/ Red: Dewi Mardiani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kehormatan (BK) DPR menyayangkan sikap Dirut PT Merpati, Rudy Setyopurnomo, yang kembali salah menuding anggota DPR sebagai 'pemeras' BUMN. Padahal, berita tersebut adalah bersifat sensitif.

"Saya menyayangkan kelalaian Dirut Merpati yang memvonis nama anggota DPR yang kedua kalinya,"ujar Ketua BK M Prakosa di Gedung Parlemen Jakarta, Rabu (28/11).

Menurutnya, kesalahan Rudy sangat fatal karena tidak hanya menyangkut nama baik anggota DPR tersebut tapi, juga keluarganya. Pasalnya, tudingan ini merupakan hal serius yang tidak bisa dipermainkan. "Ini masalahnya serius, jadi harusnya lebih hati-hati," tambahnya.

Untuk itu, pihaknya kata dia menyarankan pada Dirut Merpati ataupun Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk lebih berhati-hati lagi dalam mevonis seseorang. Karena sebagai pejabat negara menurutnya sikap kehati-hatian itu diperlukan. "Pejabat negara harusnya lebih hati-hati, sebelum memvonis harus menyelidiki dulu lagi, lagi dan lagi," kata dia.

Rudy kembali meralat nama anggota DPR yang dituduh terlibat kongkalikong dengan pihak BUMN, yakni Mohammad Hatta dari fraksi PAN. Pasalnya, Rudy mengakui jika Hatta tidak hadir dalam pertemuan tertutup pada 1 Oktober 2012. "Saya klarifikasi bahwa Pak Hatta tidak hadir dalam pertemuan 1 oktober 2012," ujarnya.

Rudy pun mengakui kekeliruannya di hadapan media sambil menjabat tangan dan meminta maaf pada politisi PAN tersebut. Dia menegaskan bahwa kekeliruan ini sepenuhnya pada dirinya dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan. "Saya salah, saya minta maaf," ungkap Rudy.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement