Ahad 02 Dec 2012 16:23 WIB

Pengganguran Intelektual Lebih Banyak dari Lulusan SD

Rep: Nuraini/ Red: M Irwan Ariefyanto
Pande besi kini menjadi pekerjaan yang langka.
Foto: dompet dhuafa
Pande besi kini menjadi pekerjaan yang langka.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA---Data di Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pengangguran dengan pendidikan setaraf SMA/SMK dan Diploma/Universitas lebih banyak dibandingkan dengan lulusan SD. Lapangan pekerjaan yang sesuai untuk pendidikan tinggi dinilai belum memadai untuk menyerap pengangguran intelektual ini. “Pengangguran dengan pendidikan rendah kecenderungannya lebih sedikit dibandingkan dengan lulusan SMA/SMK dan universitas, “ ujar Kasubid Statistik Ketenagakerjaan BPS, Wachyu Winarsih, kepada Republika, Ahad (2/12).

Pada Agustus 2012, jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 110,8 juta orang dari angkatan kerja sebanyak 118 juta orang. Adapun, tingkat pengangguran mencapai 6,14 persen. Tingkat pengangguran ini telah menurun dari Februari 2012 sebesar 6,32 persen dan Agustus 2011 sebesar 6,56 persen.

Dari tingkat pengangguran terbuka tersebut, pendidikan menengah (SMK/SMA) menempati posisi tertinggi yakni SMK sebesar 9,87 persen dan SMA sebesar 9,60 persen. Angka itu disusul tingkat pengangguran terbuka lulusan diploma sebesar 6,21 persen dan universitas sebesar 5,91 persen. Sementara, pengangguran lulusan SD ke bawah hanya mencapai 3,64 persen.

Tingkat pengangguran intelektual pada Agustus tersebut telah membaik dari Februari 2012. Lulusan diploma yang mengganggur pada Februari mencapai level 7,5 persen. Adapun, lulusan universitas mencapai 6,95 persen.

Menurut Wachyu masih besarnya tingkat pengangguran lulusan SMK/SMA, diploma dan universitas karena lapangan pekerjaan yang tidak memadai.  “Untuk lulusan SMA misalnya, mereka maunya kerja di pabrik, tapi tidak semua pabrik bisa menyerap, “ ujarnya. Sementara, lulusan SD ke bawah masih mau bekerja serabutan dimana lapangan pekerjaannya lebih luas.

Dengan minimnya lapangan pekerjaan itu, lulusan pendidikan tinggi semakin banyak. Wachyu menyebutkan lulusan diploma dan universitas mencapai sekitar 10 juta orang. Adapun, lulusan SMP ke bawah mencapai sekitar 70 juta orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement