Senin 03 Dec 2012 20:54 WIB

Asrama & Pemondokan, Sorotan Penyelenggaraan Haji 2012

Rep: Agus Raharjo/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Bus jamaah haji Indonesia dari pemondokan menuju Masjidil Haram PP
Foto: Siwi Tri Puji/Republika
Bus jamaah haji Indonesia dari pemondokan menuju Masjidil Haram PP

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penyelenggaraan haji sudah selesai dilaksanakan dan jamaah sudah dipulangkan seluruhnya ke tanah air. Namun, pelaksanaan haji kali ini masih menyisakan sorotan.

Anggota Komisi 8 DPR RI, Jazuli Juwaini menilai perumahan jamaah haji masih menjadi masalah.

Secara umum, ungkap Juwaini, DPR sangat mengapresiasi kinerja Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Kementerian Agama. Hanya saja, Juwaini mengatakan  asrama menjadi catatan penting yang harus diperbaiki karena masih banyak keluhan dari jamaah seputar asrama.

Padahal, Kementerian Agama sudah meminta 30 persen anggaran untuk perumahan sejak awal. Alasan pemerintah, anggaran itu akan digunakan untuk bersaing dengan negara lain agar mendapat pelayanan yang bagus.

"Tapi realisasinya, tetap saja tidak sesuai rencana," Juwaini pada Republika, Senin (3/11).

Menurut Juwaini, persoalan mendasar dari asrama sudah terjadi di tanah air, seperti beban perawatan yang dikeluarkan di asrama haji kepada jamaah. Padahal, itu menjadi kewajiban dari pemerintah. Baik pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat. Sedangkan persoalan asrama di tanah suci lebih disebabkan karena persoalan jarak dan fasilitas.

Sebelum penyelenggaraan haji dilaksanakan, Kemenag berjanji akan memastikan 90 persen pemondokan jamaah berada di jarak maksimal 2 km. Sisanya 10 persen berada di jarak maksimal 2,5 km dari pusat ibadah. Faktanya, pemondokan yang berada di jarak kurang dari 2 km kurang dari 90 persen. Bahkan terdapat pemondokan yang jaraknya sekitar 3 km. Situasi itu  diperparah dengan tidak proporsionalnya bus yang mengangkut jamaah.

Menurut Juwaini, pemerintah harusnya mengambil langkah untuk mengantisipasi kondisi asrama jamaah di sana. Kalaupun tidak dapat asrama dengan jarak dekat, disiapkan gedung yang bagus dengan jarak yang lebih jauh dan fasilitas bus yang memadai.

Indonesia, sebutnya, mesti berkaca dari jamaah Turki, mereka memiliki pemondokan lebih jauh tapi terlayani mobilitas jamaahnya. Sebab itu, harusnya pemerintah memperbanyak bus yang siap melayani dan selalu beroperasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement