REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengalihan dukungan partai politik dari salah satu pasangan calon ke calon lain, dianggap Pengamat Politik bukan karena kesesuaian program dan visi misi. Pengamat Politik, Siti Zuhro, menilai pengalihan dukungan itu lebih terlihat mencari transaksi politik ke calon yang kuat.
"Sudah diduga itu semua pasti untuk politik transaksional semata," ujarnya ketika dihubungi, Jumat (29/8). Menurut Siti, pengalihan dukungan parpol itu sudah bisa diprediksi, apalagi partai yang mengalihkan dukungan itu adalah partai-partai kecil. "Itu lebih mudah diprediksi," katanya.
Pada Kamis (28/6), empat partai kecil mengalihkan dukungan mereka dari pasangan calon nomor 3, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) ke Pasangan calon nomor 1, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara). Keempat parpol kecil tersebut adalah Partai Barisan Nasional (Barnas), Partai Demokrasi Pembangunan (PDP), Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan), dan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) DKI Jakarta.
Menanggapi hal itu, calon gubernur (cagub) nomor urut 3, Joko Widodo tidak terlalu menanggapi pengalihan dukungan itu. Menurut Jokowi dari seluruh pendukung yang terdaftar tidak ada yang beralih. "Pendukung kita tuh masih banyak sekali. Dan, kekuatan kita ini masih rapi," ujar Jokowi, Kemarin.
Kalaupun ada pengalihan dukungan itu, jelas Jokowi, wajar, karena pihaknya tidak bisa memberi sesuatu atau apa pun kepada pendukungnya. Empat partai itu pun, menurut Jokowi tidak terlalu signifikan jumlah dukungannya terhadap kemenangan pasangan nomor 3.
Selain empat partai yang mengalihkan dukungan dari Jokowi-Ahok ke Foke-Nara, ada pula Partai Persatuan Nahdlatul Ulama Indonesia (PPNUI) yang beberapa waktu yang lalu telah mengalihkan dukungannya dari pasangan calon Alex Noerdin-Nono Sampono (Alex-Nono) ke pasangan Foke-Nara.
Menanggapi pengalihan partai pendukung itu, Ketua Pokja Pencalonan pada KPU DKI Jakarta, Jamaluddin F Hasyim mengatakan, keempat partai yang mengalihkan dukungan dari Jokowi-Ahok, memang tidak pernah mengusung Jokowi-Ahok. Partai yang terdaftar di KPUD mendukung Jokowi- Ahok, jelas Jamal, yang resmi terdaftar hanya Partai Gerindra dan PDI Perjuangan. "Partai-partai itu tidak pernah didaftarkan Jokowi-Ahok sebagai pendukung dirinya," ujar Jamal.