REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekitar 2500 warga Kapuk, Jakarta Utara harus mengungsi di tenda-tenda darurat pasca kebakaran pada Selasa (11/12) dini hari.
"Ada enam tenda besar yang didirikan untuk para pengungsi korban kebakaran sejak pukul 05.00 pagi," kataKepala Suku Dinas Sosial Jakarta Utara, Ika Lestari.
Akibat banyaknya pengungsi dan bantuan yang terbatas, pihaknya memperpanjang status tanggap darurat tiga hari menjadi seminggu. Selama itu, Pemkot Jakarta Utara menyediakan sekitar 2500 paket makanan siap saji, sembako, baju hingga seragam sekolah.
Bantuan lainnya berasal dar Suku Dinas Sosial, Suku Dinas Kebersihan, PMI, dan Tagana. Suku Dinas Kebersihan juga mengirimkan dua buah kamar mandi darurat untuk keperluan warga.
"Bantuan sudah disalurkan, untuk anak-anak besok akan ada kegiatan agar mereka tidak trauma," kata Lurah Pluit Sugiharjo Timbo.
Berdasarkan pantauan Republika, lokasi kebakaran terjadi di pemukiman padat penduduk. Bangunan yang hampir semuanya berasal dari triplek dan kayu menyebabkan api cepat menghanguskan seluruh pemukiman.
Kebakaran yang diduga akibat hubungan arus pendek ini menghanguskan sekitar 800 rumah warga. Wakil Ketua RT 001/ RW 03 Didi Warsidi mengatakan, api berasal dari rumah kontrakan Supri.
Api yang mulai menyala sekitar pukul 01.30 dini hari itu cepat menyambar rumah warga lainnya. Ketika kebakaran itu terjadi terdengar suara ledakan, namun bukan berasal dari tabung gas. "Ledakan sepertinya bukan tabung gas, tapi seperti tabung televisi," kata Didi.
Untuk memadamkan api, sebanyak 30 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Jago merah berhasil dipadamkan sekitar pukul 04.30 pagi. Namun, salah satu mobil pemadam juga ikut terbakar karena terperosok ketika sedang mencari air untuk memadamkan api.