Jumat 14 Dec 2012 09:44 WIB

Kontribusi Energi Terbarukan Baru Lima Persen

Energi Terbarukan - Lampung
Energi Terbarukan - Lampung

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Wakil Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Rubi Rubiandini mengatakan Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang cukup melimpah, namun kontribusinya baru lima persen pada bauran energi baru.

"Masih rendahnya pemanfaatan sumber daya energi terbarukan ini disebabkan tingginya biaya produksi dan kurangnya infrastruktur yang menghubungkan sumber pasokan dan sumber permintaan," katanya di Padang Aro, Jumat.

Ia mengatakan untuk meningkatkan dan mengamankan pasokan energi nasional, pemerintah masih terus berupaya mengembangkan potensi minyak bumi, gas dan batubara.

"Pemanfaatan sumber daya energi tak terbarukan ini disebabkan peran energi fosil ini masih tinggi dalam bauran energi nasional, sembari terus diupayakan optimalisasi bauran sumberdaya energi terbarukan," katanya.

Ia mengatakan sekarang ini energi terbarukan tidak lagi dianggap sebagai energi alternatif, tetapi sudah menjadi bagian penting dalam bauran energi.

Selain itu, katanya, keputusan presiden tahun 2006 telah mengamanatkan bangsa dari energi terbarukan sebesar 17 persen pada 2025.

"Menyadari potensi besar energi terbarukan itu, maka kita sekarang mengembangkan energi surya, panas bumi, tenaga air, biofuel, angin dan laut," kata dia.

Di antara semua energi itu, tenaga air dan panas bumi masih merupakan alternatif dengan sumber daya yang sangat besar di Indonesia.

Ia menjelaskan, Indonesia yang terletak di Ring of Fire menyediakan potensi cukup besar dari panas bumi yaitu sekitar 40 persen dari total cadangan dunia.

"Dari 29.215 Megawatt total potensi panas bumi, baru 1,341 Megawatt atau lima persen yang dikembangkan menjadi tenaga listrik," katanya.

Ia mengungkapkan, pemerintah telah melakukan terobosan untuk mendorong dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan yang salah satunya dengan mengeluarkan peraturan mengenai Feed in Tariff (FIT) untuk pengembangan biomasa, sampah dan panas bumi.

Untuk panas bumi, imbuhnya, FIT yang diterapkan adalah 10-18,5 sen per Kwh tergantung dari wilayah pengembangannya.

Ia menambahkan, pengembangan energi terbarukan di Indonesia masih relatif terbatas bila dibandingkan dengan sumberdaya yang dimiliki. "Akselerasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengembangan energi terbarukan ini," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement