REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rizal Mallarangeng akan menuntut cover majalah Tempo, yang menggambarkan dirinya ikut menggotong dolar bersama saudara kandungnya mantan Menpora Andi Mallarangeng dan Choel Mallarangeng, karena merasa tidak terlibat dalam pembangunan proyek Hambalang bernilai triliunan rupiah.
"Saya tidak terlibat sama sekali dalam proyek Hambalang ," kata Rizal Mallarangeng kepada pers di Jakarta, Senin (17/12).
Rizal mengatakan pada Selasa sekitar pukul 11.00 WIB ia akan mendatangi kantor Dewan Pers untuk melaporkan kasus yang dihadapinya itu. "Saya akan bawa ke Dewan Pers. Kalau tidak diselesaikan, maka saya akan masuk ke tuntutan perdata," kata Rizal.
Ia menegaskan akan menuntut majalah Tempo untuk minta maaf, kemudian mewawancarai dirinya secara khusus. Dia juga akan menuntut Tempo untuk menyediakan uang bagi beberapa perguruan tinggi guna mendidik calon-calon wartawan yang baik.
Karena dirinya merasa sama sekali tidak terlibat dalam proyek tahun jamak pembangunan proyek Hambalang yang nilainya bisa mencapai sekitar Rp 2,5 triliun termasuk pembangunan fisiknya sekitar Rp 1,2 triliun maka ia tidak merasa sepatutnya untuk dikaitkan dengan proyek sarana dan pendidikan Hambalang itu. "Namun kalau saya bersalah, maka saya siap masuk penjara," tegas Rizal.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Andi Mallarangeng sebagai tersangka, sehingga kemudian Andi mundur dari jabatan Menpora dan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat. "Saya tidak akan turut campur dalam urusan pengadilan," kata Rizal sambil menegaskan dirinya tetap menyayangi kedua saudara kandungnya itu.
Pakar politik ini berjanji akan membeberkan data tentang kejanggalan-kejanggalan pembangunan proyek ini paling lambat Jumat (21/12) karena melihat sejumlah keanehan dalam proses pembangunan proyek yang dirancang untuk menggantikan peranan sekolah olah raga di Ragunan, Jakarta itu.