REPUBLIKA.CO.ID, Kehadiran CSW di perempatan Blok M menjadi simbol penting bagi Belanda untuk menjajah Indonesia setelah perang Dunia Kedua. Namun, jangan membayangkan kondisi CSW saat ini sama dengan CSW di masa Belanda.
CSW, kata Abah, adalah tempat yang sengaja didirikan Belanda untuk membuka daerah bernama Kebayoran Baru. Dahulu di daerah sekitar CSW, belum ada gedung gedung atau pusat perbelanjaan seperti kini di sekitar jalan Mahakam.
"Di sana hanya ada rumah dan tempat berteduh bagi para pekerja yang hendak membangun Kebayoran Baru," kata Abah.
Tidak cuma jadi tempat tinggal, tapi CSW jadi basis material pembangunan. Di kawasan CSW inilah alat-alat berat untuk membangun Kebayoran Baru ditampung, termasuk truk pengangkut material, mesin gilas, aspal, dan sebagainya.
CSW ini pun jadi sentral untuk membangun secara perlahan Kebayoran Baru. Sebelumnya Kebayoran Baru masih berupa hutan dan rawa. Dengan hadirnya CSW, Belanda kemudian coba menyulap hutan Kebayoran baru menjadi pemukiman.
"Jadi CSW jadi simbol kolonialisme Belanda pasca PD II karena dengan pembangunan pemukiman di Kebayoran Baru, mereka ingin kembali menguasa Indonesia," Kebayoran Baru pun diproyeksikan sebagai kota baru untuk menampung pejabat dan masyarakat Belanda di Batavia.