REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lima Kandidat di pemilu Gubernur Jawa Barat dipandang perlu mengedepankan strategi kampanye yang berbeda. Pengamat Komunikasi politik, Deddy Djamaludin Malik mengatakan, kelimamya harus mengedepankan karakter yang selaras dengan figur diri.
Dia menilai, pasangan Dede Yusuf-Laksamana lebih cocok menggunakan strategi dengan membangun citra kandidat yang santun, cerdas, berani, kritis, dan menjual isu politik yang memihak rakyat. Sedangkan Rieke-Teten, selama ini memang dengan jargon antikorupsinya dia mampu menggunakan trik menyerang isu lawan terutama terhadap calon petahana.
Sedangkan Aher butuh strategi untuk membela diri dari serangan lawan. Bela diri bisa dilakukan dengan mengedepankan prestasi selama memimpin Jawa Barat. Pasangan perseorangan Dikdik-Cecep serta Yance-Tatang harus memoles citra diri yang lebih populis.
Selain strategi pemenangan, para kandidat perlu menggali isu kampanye yang dapat menaikan elektabilitas. “Dalam pilgub juga perlu mengeksplorasi dalam mengenal segmentasi pemilih,” jelas Deddy.
Kandidat juga perlu memanfaatkan peluang untuk menarik pemilih golput. Karena dalam pilgub 2008 yang lalu dari 28 juta jumlah suara, hanya 18 juta suara yang sah.