Selasa 25 Dec 2012 14:28 WIB

Waspada Leptospirosis di Musim Hujan

Rep: Yulianingsih/ Red: Dewi Mardiani
  Warga menyelamatkan keluarga mereka saat banjir merendam rumah mereka di Kampung Poncol,Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet,Jakarta Selatan,Senin (24/12).  (Republika/Prayogi)
Warga menyelamatkan keluarga mereka saat banjir merendam rumah mereka di Kampung Poncol,Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet,Jakarta Selatan,Senin (24/12). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Musim penghujan seperti saat ini, masyarakat Yogyakarta diminta waspada terhadap kemungkinan merebaknya leptospirosis lagi, seperti 2011 lalu.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta telah mengeluarkan surat edaran ke tingkat kelurahan terkait kewaspadaan penyakit ini. "Surat edaran sudah kita bagikan bahkan kita minta disampaikan hingga tingkat RT," terang Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Tuty Setyowati, Selasa (25/12).

Menurutnya, meski tahun ini kasus leptospirosis mengalami penurunan dari 211 kasus, namun pihaknya masih khawatir adanya peningkatan kasus di musim penghujan ini. Pasalnya penyakit akibat kencing tikus ini mudah menyebar saat musim hujan.

Diakuinya dari 14 kecamatan yang ada di Yogyakarta, Kecamatan Umbulharjo menjadi wilayah yang paling rawan akan terjangkitnya penyakit ini. Selain jumlah penduduk paling banyak dan wilayah paling luas, Kecamatan Umbulharjo juga masih memiliki wilayah persawahan dan lahan kosong yang cukup luas dibanding kecamatan lain.

Karena itulah, banyak tikus pembawa virus leptospira yang diindikasikan ada di kecamatan ini. "Wilayah ini juga berbatasan dengan wilayah Bantul, sehingga pergerakan tikus sangat besar," tambahnya.

Berdasarkan data, kata dia,  kasus leptospirosis di Kota Yogyakarta pada 2011 mencapai 400 orang. Pada 2012 ini hingga November lalu mencapai 200 kasus. "Untuk Desember ini ada sekitar belasan kasus dan belum ada kejadian meninggal. Tahun lalu ada," tegasnya.

Melalui surat edaran itu, kata Tuty, pihaknya menghimbau seluruh warga untuk menggiatkan program hidup bersih (PHB) di setiap keluarga dan lingkungan. Kerjabakti warga dianjurkan dilakukan seminggu sekali untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama dari sarang tikus.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement