Kamis 27 Dec 2012 06:00 WIB

Kubu Oposisi Mesir 'Disentil' Amerika

Red: Abdullah Sammy
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton bertemu Presiden Mesir Muhammed Mursi
Foto: alarabiya
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton bertemu Presiden Mesir Muhammed Mursi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) 'menyentil' kubu oposisi Mesir yang masih ngotot tidak menerima hasil referendum konstitusi.

Menurut Amerika, kubu oposisi harus mencoba jalan kompromi ketimbang terus melancarkan aksi yang destruktif.

"Kami harap kelompok yang kecewa dengan hasil referendum bisa menemukan persamaan dengan pemerintah," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Patrick Ventrell.  

Amerika juga mengimbau Presiden Mursi untuk berkompromi dengan oposisi.  Ventrell mengatakan, Mursi selaku pemimpin yang dipilih demokratis punya tanggung jawab khusus menyelesaikan perbedaan ini.

Menurut Ventrell, AS ingin melihat Mesir sebagai negara yang kuat pemerintahannya inklusif untuk menjawab semua tantangan.

Di pihak lain, kelompok oposisi Mesir tetap berkeras menolak hasil referendum. Juru Bicara Front Pembebasan Nasional Khaled Daud menyerukan agar semua kelompok oposisi bersatu melanjutkan perjuangan menolak konstitusi.

Pemimpin oposisi Muhammad ElBaradei menilai, Mesir menghadapi hari suram saat konstitusi baru berlaku. "Negara ini akan menginstitusionalisasikan ketidakstabilan," kata ElBaradei kepada stasiun televisi Amerika Serikat, PBS.

Tokoh peraih Nobel Perdamaian yang juga kandidat presiden Mesir ini menegaskan, konstitusi baru versi Presiden Mursi harus dianggap sementara. Mesir, kata dia, harus kembali duduk bersama merumuskan konstitusi berdasarkan konsensus semua pihak, bukan sekadar kepentingan Ikhwanul Muslimin dan kelompoknya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

  • 1 kali
  • 2 kali
  • 3 kali
  • 4 kali
  • Lebih dari 5 kali
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement