REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Keputusan yang melarang pejabat tinggi militer Cina menghadiri pesta atau acara lain dengan hidangan minuman beralkohol, telah membuat investor pusing tujuh keliling.
Dikutip dari VOA News, Kamis (27/12), Xinhua, kantor berita resmi Cina, salah satu produsen minuman beralkohol di Cina , Kweichow Moutai, telah kehilangan dua milyar dolar Amerika atau sekitar Rp 1,8 triliun sejak larang tersebut diberlakukan pada 21 Desember lalu.
Peraturan yang melarang militer menghadiri acara dengan sajian alkohol ini diputuskan oleh Komisi Militer Pusat (CMC). Selain alkohol, CMC juga menetapkan pembatasan penggunaan spanduk selamat datang, karpet merah, karangan bunga, pertunjukan live, dan pemberian cinderamata.
Saat ini, CMC dipimpin oleh Partai Komunis baru yang dipimpin oleh Xi Jinping, yang mengambil alih partai dan komisi bulan lalu. Xi berjanji memerangi korupsi dan dijadwalkan untuk menjadi presiden Cina pada Maret tahun depan.
Tidak hanya di lingkup militer, peraturan baru ini juga meluas ke pejabat komisi. Para pejabat komisi militer diharuskan pula mengawasi keluarga dan bawahan mereka agar tidak menerima suap.
Menurut Xinhua, pengguna internet Cina justru memuji larangan tersebut. Bahkan, ada pula kelompok masyarakat yang berharap peraturan tersebut diterapkan juga ke semua pejabat pemerintah.