REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Delapan petugas polisi terluka di Belfast, Irlandia Utara, Kamis setelah dilempari bom bensin dalam kekerasan terbaru dipicu oleh keputusan dewan kota untuk tidak mengibarkan bendera Inggris sepanjang tahun.
Polisi mengatakan seorang perwira membutuhkan perawatan rumah sakit setelah sekitar 100 demonstran loyalis menyerang polisi di kota Albertbridge Road, Castlereagh Street dan Mountpottinger Street.
Ketegangan meningkat di provinsi Inggris sejak anggota dewan memberikan suara pada 3 Desember untuk membatasi jumlah hari Union Jack bisa dikibarkan di atas Balai Kota sampai 17 kali. Hal tersebut membuat marah kaum loyalis yang percaya Irlandia Utara harus mempertahankan hubungan kuat dengan Inggris.
Loyalis telah mengadakan protes yang seringkali dengan kekerasan. Mereka menggelar demonstrasi di beberapa bagian Irlandia Utara sejak putusan itu.
Sekitar 3.500 orang tewas dalam tiga dasawarsa kekerasan antara Irlandia Utara Protestan yang cenderung untuk terus bergabung menjadi serikat Inggris, dan umat Katolik yang berusaha mempersatukan Irlandia.
Satu perjanjian damai 1998 umumnya mengakhiri konflik. Namun, kerusuhan sporadis dan ancaman bom terus berlangsung ketika cabang pembangkang tetap keras menentang pembagian kekuasaan pemerintah di Belfast yang terbentuk dari pihak Katolik dan Protestan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika