Selasa 08 Jan 2013 23:28 WIB

Asmindo: Menaikkan Harga Jual Opsi Terakhir

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekretaris Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Endro Wardoyo mengatakan Menaikkan harga jual produk merupakan opsi terakhir untuk merespon kenaikan tarif dasar listrik.

"Menaikkan harga jual produk merupakan opsi terakhir untuk merespon kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang rencananya 15 persen secara bertahap pada tahun ini," katanya di Yogyakarta, Selasa (8/1).

Menurut dia, respon dari kalangan pengusaha mebel atau kerajinan kayu dengan menaikkan harga jual produk mereka, belum tentu dapat dimaklumi pasar. Bagi anggota Asmindo, kata dia, kenaikan TDL dapat disikapi dengan melakukan efisiensi bahan baku produk, tanpa mengurangi harga jual.

"Kenaikan harga energi di Indonesia selalu kami sikapi dengan efisiensi bahan baku produk, sebagai langkah awal, misalnya produk mebel yang semuanya memakai rangka kayu jati, kami ganti dengan kayu lain," katanya.

Namun demikian, kata dia, efisiensi bahan baku tersebut juga tetap disesuaikan dengan persetujuan pembeli. "Kami tentu harus menyesuaikan dengan 'buyer', kalau mereka tidak mau siasat 'positif' yang kami lakukan, berarti harga jual akan dinaikkan," katanya.

Ia mengatakan rencana pemerintah menaikkan TDL pada tahun ini juga berpotensi mengurangi daya saing produk ekspor.

"Rencana pemerintah menaikkan TDL yang bersamaan dengan kenaikan upah minimum kabupaten/ kota (UMK), belum lagi disusul dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun ini, jelas akan berpengaruh terhadap ekspor produk kami," bebernya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik memastikan kenaikan TDL sebesar 15 persen untuk pengguna listrik di atas 900 watt per 1 Januari 2013. "Masyarakat pengguna listrik 450 watt, dan 900 watt, tarifnya tidak naik, karena banyak dari mereka kurang mampu," katanya.

Dia mengatakan dalam rapat dengan DPR, terdapat tiga opsi kenaikan TDL, yakni pertama, langsung dinaikkan 15 persen. Kemudian opsi kedua, menurut dia, naik tiap bulan, dan opsi ketiga, naik per tiga bulan.

"Jadi, opsi yang diambil adalah opsi ketiga, yaitu kenaikan TDL per tiga bulan dengan besaran 4,3 persen setiap kali kenaikan," ujarnya.

Menurut dia, langkah tersebut merupakan bentuk subsidi silang bagi masyarakat kelas bawah yang banyak menggunakan listrik dengan daya 450 watt, dan 900 watt.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement