REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Utusan perdamaian PBB-Liga Arab untuk Suriah Lakhdar Brahimi akhirnya angkat bicara menanggapi pidato rencana perdamaian Bashar Al Assad, Ahad (6/1) lalu.
Brahimi menilai rencana yang diusung Bashar itu berat sebelah atau lebih sektariat dari inisiatif sebelumnya.
Brahimi yang berbicara menjelang dialog antara AS-Rusia, Rabu (9/1) waktu setempat menyontohkan kebijakan pertukaran tahanan yang dilakukan rezim Bashar. Pembebasan 48 tahanan Iran oleh pemberontak yang ditukar dengan 2.000 tahanan dalam sebuah kesepakatan yang difasilitasi Turki, Qatar dan Iran.
"Apa yang dikatakan itu tidak terlalu berbeda dan mungkin lebih bersifat sepihak, lebih sektariat," katanya kepada BBC.
"Sebenarnya yang harus disadari adalah .. ada sebuah masalah serius antara warga Suriah, sehingga mereka harus melakukan dialog untuk menyelesaikannya."
Presiden Bashar al-Assad menawarkan peta jalan untuk mengakhiri perang saudara di Suriah. Tawaran itu diungkapkannya ketika menyampaikan pidato yang jarang dilakukannya, Ahad (6/1).
Rencana Bashar untuk "solusi politik" di Suriah langsung ditolak mentah-mentah oleh pihak oposisi dan negara-negara Barat. Mereka menyebut hal itu sangat bertentangan dengan kenyataan.
Tawaran itu meliputi dialog dengan pihak oposisi guna mengakhiri konflik -- tetapi hanya dengan beberapa elemen yang dianggap memenuhi syarat, bukan kelompok yang terlibat pemberontakan yang disebut Bashar sebagai "pembunuh" dan "teroris" yang didukung oleh pihak asing.