REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Sepuluh warga sipil termasuk tiga anak-anak tewas dalam pertempuran di kota tengah Mali Konna antara tentara Mali yang didukung oleh pasukan Prancis dan pejuang Islam, kata Human Rights Watch Sabtu mengutip penduduk setempat.
"Warga Konna mengatakan kepada Human Rights Watch sekitar 10 warga sipil tewas dalam pertempuran termasuk tiga bocah yang tenggelam saat mencoba menyeberangi sungai untuk menyelamatkan diri," kata petugas kelompok hak asasi manusia itu, Corinne Dufka, dalam pesan yang dikirim kepada AFP di Dakar.
Dia juga menyuarakan keprihatinan tentang anak-anak yang katanya telah direkrut kelompok gerilyawan sebagai tentara.
"Anak-anak lain direkrut oleh gerilyawan di Gao telah terluka dan mungkin tewas dalam pertempuran itu," katanya, merujuk pada satu kota di utara Mali di bawah kendali kelompok garis keras, beberapa di antaranya terkait dengan Alqaidah di Maghreb Islam (AQIM).
Dufka, seorang peneliti senior di Human Rights Watch, mengatakan dalam beberapa bulan terakhir anak dari Mali dan Niger tetangganya juga telah direkrut oleh gerilyawan, dan "harus segera dibebaskan."
Tentara Mali merebut kembali kota kunci Konna dari gerilyawan Islam pada Sabtu dibantu oleh kekuatan udara Prancis, dengan Burkina Faso, Niger dan Senegal.
Masing-masing negara itu berjanji mengirim 500 tentara untuk pasukan Afrika yang bertugas merebut kembali utara negara yang sekarang dikuasai oleh para gerilyawan.
Pertempuran meninggalkan puluhan pemberontak tewas di daerah tersebut, menurut saksi mata dan militer Mali. Seorang pilot dari militer Prancis tewas saat melaksanakan serangan udara, kata Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian.