REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG--Sebanyak 32 orang guru Bahasa Indonesia di Australia terbang ke Jawa Tengah. Mereka belajar tentang budaya masyarakat desa di kawasan barat daya Gunung Merapi, Kabupaten Magelang.
"Dalam kunjungannya hingga besok (Rabu, 16/1) mereka melihat kehidupan masyarakat desa di sini terutama di bidang pertanian dan kebudayaan desa," kata Koordinator "Jaringan Tlatah Bocah" Kabupaten Magelang Gunawan Julianto di sela menerima rombongan para guru itu di Magelang, Selasa (15/1).
Kunjungan mereka difasilitasi "Australian Consortium for "In-Country" Indonesian Studies" (ACICIS). Mereka tinggal di sejumlah rumah warga di Dusun Sumber di Sanggar Bangun Budaya pimpinan Untung Pribadi dan Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang di kompleks Padepokan "Tjipto Boedojo Tutup Ngisor" pimpinan Sitras Anjilin.
Mereka diterima oleh Sitras Anjilin dan Untung Pribadi untuk melakukan sejumlah kegiatan, mulai dari meninjau areal persawahan padi dan sayuran di desa itu, belajar tentang tarian jaran kepang, menyaksikan anak-anak Merapi menari Gamang, bermain perkusi, serta menikmati musik "uyon-uyon cokekan".
"Diharapkan dengan kegiatan ini mereka semakin tahu secara baik tentang Indonesia dengan kebudayaannya. Bahwa ada sisi lain yang penting untuk mereka ketahui tentang Indonesia, antara lain menyangkut budaya desa, kerukunan, dan kedamaian kehidupan masyarakat di sini," katanya.
Selain itu, katanya, mereka juga menjadi lebih tahu tentang kehidupan sehari-hari anak-anak di desa setempat. "Peserta kegiatan itu adalah para guru Bahasa Indonesia berasal dari beberapa sekolah di Australia," katanya.
Ia mengatakan kegiatan itu yang keempat kalinya dalam dua tahun terakhir, yang difasilitasi ACICIS, yakni pada 2012 tiga kali dan awal 2013 satu kali.