Rabu 16 Jan 2013 19:24 WIB

Dipakai Posko Pengunsi, Sekolah di Cipayung Diliburkan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Djibril Muhammad
Foto longsor di Puncak yang dilansir Twitter Polres Bogor Kota.
Foto: Twitter
Foto longsor di Puncak yang dilansir Twitter Polres Bogor Kota.

REPUBLIKA.CO.ID, MEGAMENDUNG -- Korban longsor di Desa Cibogo, Megamendung, Selasa (15/1) pagi mengungsi di SD Negeri Cipayung 7. Posko pengungsian ini, berjarak sekitar 10 meter dari lokasi kejadian.

Aktifitas padat pengungsi dan evakuasi membuat sekolah ini diliburkan sementara. Kepala Sekolah SDN Cipayung 7, Abdul Rahman, mengatakan sekolah diliburkan sejak hari peristiwa terjadi.

"Belum dapat diprediksikan sampai kapan akan dijadikan posko," kata dia kepada Republika ketika ditemui di lokasi, Rabu (16/1). 

Ia mengatakan, kemungkinan lokasi akan terus digunakan sebagai posko hingga evakuasi selesai. Ia berharap proses evakuasi dapat segera selesai hingga proses belajar mengajar dapat kembali dilaksanakan. 

Wali Kelas di SDN Cipayung 7, Yusuf Efendi pun mengatakan hal yang sama. Ia menilai lokasi sekolah dipilih karena luasnya yang mampu menampung pengungsi dan bantuan. "Meskipun sebagian warga lebih memilih untuk tidur di rumah-rumah warga atau saudara yang rumahnya tidak terkena," kata dia.

Sementara, siswa SDN Cipayung 7, Aria mengatakan ingin bersekolah seperti sedia kala. "Sebenarnya pengennya mah sekolah," ujarnya. Begitu pula Ria dan Devi, siswa kelas 6 yang rumahnya terkena dampak longsor, mengatakan ingin segera bersekolah kembali.

Hingga saat ini, lokasi sekolah menjadi pusat posko dan evakuasi. Bantuan dan petugas dari Dinas juga lembaga terkait terus berdatangan. Pantauan Republika, para pengungsi ditempatkan di salah satu kelas beserta kebutuhan sandang mereka.

Selain menjadi posko para pengungsi, SD juga digunakan untuk posko kesehatan, dapur umum dan tempat evakuasi barang-barang warga yang rumahnya rusak. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement