REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hingga kini Partai Persatuan Pembangunan masih enggan mengumumkan calon presiden (capres) yang akan diusung partai. Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy (Rommy) mengatakan itu demi mengantisipasi kemungkinan terburuk.
"Kami tidak mau mendeklarasikan diri dulu karena kami tahu bagaimana babak belurnya salah seorang capres yang sudah diumumkan," katanya pada diskusi "Siapa Percaya Rekrutmen Caleg Makin Berkualitas," di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Jumat (18/1).
Rommy menilai saat ini bukan merupakan momentum yang baik untuk mengumumkan capres.
"Saya rasa parpol lain juga enggan menyebutkan sebelum hasil pemilu legisltif diumumkan," katanya.
Dia mengatakan pihaknya akan mengamati terlebih dahulu untuk mempertimbangkan yang terbaik. "Kita amati dulu saja, termasuk dari lembaga survei. Bisa dilihat banyak masalah yang akan timbul jika kita mengumumkan sekarang," katanya.
Dia juga mengatakan pihaknya mempertimbangkan beberapa ulama seperti di Banten dan Jawa Tengah. "Kami siap bertarung, terutama menggerakkan basis massa Nahdatul Ulama (NU) karena PPP adalah anak kandungnya NU," katanya.
Dia juga membantah jika calon legislatif "incumbent" (pejabat kini) memiliki keistimewaan dalam pemilu, seperti penentuan nomor urut. "Yang 'incumbent' sudah waktunya 'legowo' (lapang dada). Jadi tidak berpengaruh untuk mendapat nomor urut satu," katanya.