REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program trauma healing bagi anak-anak korban banjir menjadi perhatian serius Dompet Dhuafa selain memberikan bantuan logistik kepada pengungsi.
Anak-anak yang selama di posko tidak dapat bersekolah harus mendapat perhatian agar tidak terdampak secara psikis menghadapi banjir.
Supervisor Corporate Communication Dompet Dhuafa Amirul Hasan mengatakan anak-anak di Jakarta memang tak terdampak psikologis yang berat seperti halnya bencana gempa atau gunung meletus. Namun berada di posko pengungsian dalam waktu lama bisa menyebabkan kebosanan.
"Kondisi lingkungan juga tidak sehat, anak-anak harus diperhatikan," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (22/1).
Dompet Dhuafa, ujar Amir, telah mengadakan beberapa kegiatan untuk anak-anak korban banjir. Dompet Dhuafa menggelar dongeng ceria, nonton film edukasi dan games di beberapa posko. "Hari ini di posko Total Persada Tangerang dan Muara Gembong Bekasi. Pengungsi di posko lain sudah kembali," imbuhnya.
Dompet Dhuafa juga membuka sekolah ceria agar anak-anak tidak ketinggalan pelajaran sekolah. Mahasiswa penerima beasiswa dari Dompet Dhuafa diterjunkan menjadi tenaga pengajar. "Kita lakukan dua hari sekali, diselingi kegiatan yang fun," tuturnya.