Rabu 23 Jan 2013 13:49 WIB

Proyek Sodetan Ciliwung Terkendala Anggaran

Rep: Esthi Maharani / Red: Nidia Zuraya
Sungai Ciliwung
Foto: setkab.go.id
Sungai Ciliwung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meski Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menginstruksikan untuk membuat sodetan dari Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT), tetapi anggaran untuk itu masih belum ada. Hal ini diakui Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto.

Menurut Djoko proyek pembangunan sodetan dari Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat karena persoalan anggaran. “Anggaranya tahun ini tapi masih harus diperjuangkan,” katanya saat ditemui di Hotel Sahid Jaya, Rabu (23/1).

Ia mengatakan persoalan dana untuk sodetan harus melibatkan DPR khususnya Komisi V untuk persetujuan. Djoko mengharapkan tidak ada hambatan dalam proses permintaan dana sehingga pengerjaan sodetan bisa dilakukan pada tahun ini. “Mudah-mudahan bisa. Kalau dananya sudah ada, ya tahun ini langsung dikerjakan,” katanya.

Ditemui secara terpisah, Menteri Keuangan Agus Martowardoyo mengatakan untuk sodetan Kali Ciliwung memang belum masuk anggaran 2013. “Total anggaran di tahun 2013 ini belum dianggarkan tapi kita mempersiapkan Rp 500 miliar untuk pembangunan itu sehingga di pertengahan 2014 sudah selesai sodetan itu,” katanya di kompleks istana kepresidenan, Rabu (23/1).

Agus mengatakan dana tersebut harus disepakati bersama DPR. Tetapi, jika dalam anggaran 2013 ini tidak bisa, maka pemerintah mengajukanya untuk APBN-Perubahan 2013. “Itu juga bisa dioptimalisasi anggaran Kementerian Pekerjaan Umum atau kita masukkan ke anggaran lain-lain di Kementerian Keuangan,” tambahnya.

Dalam kunjungan presiden ke pemukiman warga di bantaran Kali Ciliwung akhir pekan lalu, Presiden SBY meminta agar pemerintah pusat dan pemda bersinergi untuk mengatasi banjir. Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 2 triliun untuk tiga program utama. Prioritas pertama yakni membuat sodetan dari Kali Ciliwung ke KBT. Ditargetkan sodetan itu dikerjakan tahun ini dan selesai pertengahan 2014. Hal ini untuk mencegah banjir besar terjadi di Jakarta dan mengalirkan air ke dua kanal di Jakarta. N

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement