REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menilai keadilan di Indonesia sedang mati suri, karena keadilan tidak berdiri tegas.
"Siapa yang mempunyai uang bisa membeli hukum," katanya pada orasi kebangsaan dalam peringatan hari lahir ke-87 Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Magelang, Minggu.
Ia mengatakan, tugas besar bangsa Indonesia yang harus disumbangkan terus oleh warga NU adalah menegakkan hukum dan keadilan.
"Sekarang kita sudah merdeka, tidak akan ada lagi secara teoritik negara lain bisa menyerang Indonesia, kalau dulu tahun 1945 hingga 1950an kita takut diserang oleh bangsa lain sehingga pada waktu itu membangun alat pertahanan dan personel pertahanan yang kuat," katanya.
Ia menuturkan, dalam era global ini tidak ada suatu negara yang berencana menyerang negara lain karena serangan terhadap suatu negara dikontrol oleh Persatuan Bangsa-Bangsa.
"Untuk mempertahankan kemerdekaan adalah menegakkan hukum dan keadilan di negeri ini, karena kalau hukum dan keadilan tidak tegak, meskipun tidak diserang negara lain negara akan hancur dengan sendirinya seperti rumah pasir di tepi pantai," katanya.
Mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, dia mengatakan, hancurnya bangsa-bangsa dahulu karena ada bangsawan, orang punya uang, punya kedudukan politik melakukan kesalahan mereka tidak dihukum, tetapi kalau ada orang lemah melakukan kesalahan mereka langsung dihukum.
Ia mengatakan, kalau ingin menjaga bangsa dan negara ini butuh perhatian warga NU khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya bagaimana menegakkan hukum dan keadilan.
"Bagaimana memberantas korupsi dan bagaimana seorang koruptor tidak diberi kesempatan untuk menyuap sehingga hukumannya menjadi ringan, bagaimana orang korupsi ratusan miliar rupiah hanya dihukum 4,5 tahun, sedangkan orang mencuri ayam dihukum tujuh tahun. Ini tugas kita untuk menjaga kelestarian NKRI," katanya.
Ia menegaskan, bangsa ini tidak usah takut kepada Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang atau siapa pun karena mereka tidak akan menyerang, yang sedang menyerang bangsa ini adalah ketidakadilan.
Mengutip pernyataan seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, dia mengatakan, eksistensi suatu negara dan bangsa kalau diperintah dengan adil meskipun pemerintahnya itu orang kafir, sebaliknya akan hancur dan musnah suatu negara dan bangsa itu kalau diperintah orang dzolim dan tidak adil meskipun pemimpin pemerintahannya adalah orang Islam.
"Jadi keadilan itu tidak menganut agama tertentu, keadilan itu menganut semua agama karena setiap agama mengajarkan tegaknya keadilan," katanya.
Ia mengatakan, kalau ingin berjuang jangan mudah terpancing karena hanya kebutuhan sesaat kemudian menjual diri. Hal ini yang sekarang banyak terjadi di tengah-tengah bangsa ini.
"Menjual diri dengan membela ketidakbenaran asal dibayar. Bayarnya bisa dengan uang, kedudukan atau promosi. Hal ini yang menyebabkan negara bisa compang-camping dan ini berbahaya bagi masa depan bangsa dan negara ini dan itu pula sebenarnya yang akan mengantarkan pada kehancuran," katanya.