REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj menilai seharusnya ulama bukan hanya memahami ilmu agama atau liyattafaqqahu fiddin.
Tapi ulama juga harus mampu menjalankan prinsip wal yundziru waumahum atau berperan untuk kemaslahatan masyarakat.
"Itu yang ingin dicapai NU selanjutnya di usianya yang menginjak 87 tahun. NU ingin mengekspor tasamuh, tawazun, dan tawasuth, prinsip dasar yang menjadikan ulama NU bisa menjalankan peran wal yundziru qaumahum," kata Said Aqil saat tasyakur Hari Lahir PBNU ke-87 di Jakarta, Kamis (31/1).
Kiai Said menuturkan ulama harus mampu menyebarluaskan prinsip tasamuh, tawazun dan tawasuth. Terutama ke kawasan Timur Tengah. Sebab, kondisi Timur Tengah mengalami ketidakberimbangan peran ulama antara liyattafaqqahu fiddin dan wal yundziru qaumahum.
Akibatnya, ulama justru tidak mampu berkontribusi pada pemerintah terkait permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Menurut Doktor lulusan Universitas Ummul Qura', Makkah tersebut, ulama di Timteng memang sangat mumpuni secara keilmuan, melebihi kapasitas ulama di Indonesia. Tapi, kata dia, mereka masih kalah dengan ulama Indonesia terkait peranan kemaslahatan masyarakat. Hal itulah yang akan ditularkan NU.