REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih kekurangan guru bidang komputer dan pelajaran Bahasa Inggris untuk SMP dan SMA.
"Selain itu, kami juga masih kekurangan guru kelas untuk sekolah dasar (SD) dan guru bidang pendidikan jasmani dan kesehatan untuk SD," kata Kepala Bidang Pembinaan Tenaga Pendidik Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman Tri Pujantoro, Jumat (8/2).
DIY membutuhkan guru untuk mata pelajaran komputer di SMP dan SMA sebanyak 30 orang dan mata pelajaran Bahasa Inggris sebanyak 24 orang.
"Sedangkan kekurangan untuk guru kelas SD sebanyak 240 orang, guru pendidikan jasmani dan kesehatan SD 190 orang," katanya.
Pada sisi lain, lanjut dia, untuk guru mata pelajaran IPA, IPS, PKN, dan Bahasa Indonesia tingkat SMP dan SMA jutru kelebihan. "Selain itu, guru taman kanak-kanak juga kelebihan karena TK negeri di Sleman hanya ada lima sekolah, tetapi jumlah gurunya mencapai 700 orang sehingga sisanya diperbantukan ke TK swasta," katanya.
Tri Pujantoro mengatakan, meskipun ada kelebihan guru pada mata pelajaran tertentu, tidak bisa langsung dipindah, karena untuk jenjang guru SMP dan SMA itu ada sertifkat pendidik yang berkaitan dengan tunjangan profesi.
"Kekurangan guru itu menjadi persoalan yang dilematis. Di satu sisi, sekolah tidak boleh mengangkat guru honorer. Namun, di sisi lain, sekolah dituntut menyediakan pendidik. Akhirnya sekolah tetap mengangkat guru horoner untuk memenuhi tenaga pendidik meskipun sekolah tahu itu menyalahi aturan," katanya menjelaskan.
Lebih jauh Tri Pujantoro mengatakan, jika sekolah tidak menyediakan juga salah, karena dalam undang-undang sekolah wajib melayani pendidikan.
"Permasalah sekolah pendidikan dasar juga belum selesai di situ. Dalam memberikan honor atau gaji, aturan dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang mengisyaratkan tidak leluasa mengangkat guru honorer," katanya mengakhiri.