REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa kampanye Pemilu 2014 yang akan mulai digelar pada 2013 diprediksi mendongkrak pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun ini. Namun, kontribusi kampanye pada pertumbuhan ekonomi dinilai tak akan besar, hanya 0,2 persen.
"Jadi akan ada tambahan pertumbuhan dari pola normalnya. Ya memang tidak banyak, mungkin sekitar 0,2 persen tambahannya, " ungkap Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, di Jakarta, Jumat (8/2).
Pemilu, kata Darmin, akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi dari aktivitas pengeluaran. Pembuatan spanduk, bendera, hingga pergerakan massa akan mendongkrak pengeluaran. "Kita memperkirakan pengaruh dari aktifitas pemilu itu kepada pertumbuhan GDP (Produk Domestik Bruto) positif," ungkapnya.
Meski demikian, pengeluaran tersebut akan memengaruhi inflasi pada 2013. Selain pemilu, inflasi tahun ini juga akan dipengaruhi kenaikan tarif dasar listrik dan harga barang administrasi. "Sehingga, kalau nanti digabungkan semuanya sedikit lebih tinggi juga dari pola normal inflasi," ungkap dia.