REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wakil Presiden Boediono menilai kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci kualitas generasi bangsa.
Untuk mewujudkan itu, Wapres menilai perlu ada kesehatan dan pendidikan yang seimbang. Boediono pun menganalogikan dua hal tersebut layaknya hard ware dan soft ware dalam komputer.
Oleh karena itu, kapasitas keduanya harus seimbang. “Jika hard ware alias kesehatan SDM tidak cukup canggih untuk menampung soft ware alias pendidikannya, yang terjadi banyak yang ngehang,” katanya, saat membuka saat membuka rembuk nasional pendidikan dan kebudayaan di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Senin (11/2).
Begitu pula sebaliknya, jika soft ware lebih besar daripada hard ware, maka hasilnya hanyalah manusia yang sehat secara fisik tetapi secara substansi tidak cukup untuk membawa pada kemajuan bangsa.
Wapres pun bersepakat dengan obrolan yang pernah dilakukan bersama Presiden Ketiga RI, BJ Habibie. Kala itu, Habibie mengatakan istilah pendidikan kurang pas yang pas adalah pembudayaan. Ia pun bersepakat.
“Kita didik anak didik kita, bukan hanya hal-hal yang mungkin langsung berpa ilmu pengetahuan tapi kita didik mereka dengan suatu kebudayaan. Kita berikan kebudayaan, mendidik secara totalitas,” katanya.
Menurutnya, tugas manusia sekarang adalah mentransmisikan peradaban dengan hati-hati. Tujuannya adalah menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan di masanya, bukan di masa sekarang atau masa lalu.
“Jadi, apa yang ingin sampaikan harus kita rumuskan dengan sebaik-baiknya. Menyiapkan generasi kita untuk hadapi tantangan mereka bukan tantangan kita di masa lalu. Jangan sampai generasi kita diisi dengan sesuatu yang dogmatis sehingga tidak ada ruang untuk kreatifitas,” katanya.