REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pascahujan deras yang mengguyur Purwakarta, sejak sepekan terakhir sejumlah titik jalan provinsi dan kabupaten mengalami ambles serta longsor. Akibat kondisi seperti itu, arus lalu lintas terganggu. Pasalnya, badan jalan tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah.
Salah satu jalan yang amblas, yaitu di Jl Terusan Kapten Halim, Desa Parakan, Kecamatan Pondoksalam. Jalan provinsi penghubung Kabupaten Purwakarta dan Subang itu, ambles sedalam enam meter dengan panjang mencapai 25 meter. Kejadian amblasnya, Rabu (13/2) sekitar pukul 22.00 WIB.
Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta, Budi Supriyadi, mengatakan, akibat jalan amblas itu, kendaraan yang datang dari Subang dan Wanayasa harus menggunakan jalur sebelahnya. Karenanya, sejak semalam sampai Kamis siang ini, petugas disiagakan untuk mengatur arus lalu lintas.
"Petugas dari provinsi juga sudah turun dan meninjau lokasi," ujar Budi, kepada Republika, Kamis (14/2).
Dengan kejadian amblasnya jalan provinsi ini, tentu harus segera ada penanganan. Supaya, arus lalin tak terganggu. Mungkin, penanganan sementara dengan cara pemasangan turap.
Selain jalan Purwakarta-Subang, lanjut Budi, jalan provinsi juga ada yang tergerus longsor. Yaitu, di daerah Desa Cianting Utara, Kecamatan Sukatani. Tak hanya jalan provinsi, tingginya curah hujan juga membuat jalan kabupaten rapuh tergerus air. Dengan kejadian itu, pihaknya akan segera melakukan penanganan sementara.
Selain itu, jalan kabupaten di Kampung Naggorak, Desa Sindangsari, Kecamatan Plered, juga amblas 50 sedalam dua meter. Jalan penghubung Desa Sindangsari dengan Plered ini, belum bisa dilalui kendaraan. Sebab, jalan yang amblasnya mencapai 200 meter.
Dampak dari jalan yang amblas itu, ada 12 rumah yang terancam tergerus longsor. Sebab, rumah tersebut tanahnya sejajar dengan jalan yang amblas. Bila tak segera direlokasi, 12 rumah itu bisa tergerus longsoran tanah.
Selain di Nanggorak, tanah longsor juga telah menghancurkan rumah milik Tata Hermawan (40 tahun), warga Kampung Cilalawi RT 01/03, Desa Cianting Utara, Kecamatan Sukatani. Kejadian longsornya Kamis, sekitar pukul 5.30 WIB.
"Beruntung sudah antisipasi sebelumnya, barang-barang sudah dipindahkan," tutur Tata.
Peristiwa serupa juga terjadi di Kampung Cilawang, Desa Cianting. Ada 21 rumah yang rawan tergerus longsor. Bahkan, semalam dua di antaranya sudah rusak akibat dindingnya terhantam material tanah yang longsor dari atas tebing.
Sementara itu, Wawan Tarsamana Setiawan, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Purwakarta, mengatakan, sejak Rabu malam sampai Kamis dini hari, tercatat ada 10 titik yang dilaporkan longsor serta amblas.
Setelah diteliti, ternyata longsor serta amblas tersebut disebabkan alih fungsi lahan di daerah hulu. Seperti, bukit yang dulunya ditanami pohon keras. Kini diganti jadi perkebunan rakyat. "Jadi, ketika hujan turun tak ada pohon yang bisa menahan air," ujar Wawan.
Selain itu, karakter tanah di wilayah yang longsor tersebut gembur. Lapisan tanah yang gembur ini, tak kuat menahan arus air. Sehingga, ketika diguyur hujan mudah meluncur ke wilayah yang rendah.
Terkait dengan amblasnya jalan provinsi, di Desa Pangkalan, Wawan menyebutkan, hal itu bukan akibat alih fungsi lahan atau tanah gembur. Melainkan, sebelum ada kejadian di wilayah itu pernah ada kegiatan galian pipa.
Sepertinya, perbaikannya tidak maksimal. Jadi, tanah tak bisa menyerap air. Justru, lapisan tanah tersebut mudah tergerus air.